Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Uang: PKS Hancur (Bag. 6)

31 Oktober 2014   06:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:05 668 1

Perhatikan problem berikut! Jika ASmemiliki massa 500 kg bergerak dengan kelajuan 20 m/s². Berapakah kelajuan Indonesia yang massanya lebih kecil dari AS yaitu 100 kg agar dapat menyamai energi kinetik AS? Apa solusinya? Perhatikan berikut ini!

Hal di atas sekadar memaparkan problem dan solusi. Nah, dalam skala internal, eksekutif harus punya kelajuan (kecepatan) yang tinggi untuk mengimbangi massa (kilogram) legislatif yang besar. Sebagaimana pula dalam skala eksternal pemimpin harus memahami bahwa ia secara pribadi adalah partikel sekaligus gelombang.

Partikel dikaitkan denganmassa (kilogram). Gerakkanlah banyak orang dengan massa (kilogram) dan kelajuanmu (m/s²). Kalau AS memiliki massa lebih besar, seharusnya Indonesia meningkatkan kelajuan (kecepatan). Kalau tidak, Indonesia bisa terpelanting jika beradu dengan AS. AS sangat berpengaruh dengan Dolarnya. seharusnya, paling tidak, energi kinetik Indonesia sama dengan AS.

Gelombang dikaitkan dengan refleksi, absorpsi, dan transmisi. Sebagian rakyat mengembalikanenergi pimpinannya. Itu penolakan. Sebagian rakyat menerima energi pimpinannya. Itu penerimaan. Sebagian rakyatmenularkan energi pimpinannya kepada yang lain. Itu pemimpin dan rakyat yang tangguh lagi berani.

Mau yang mana? Refleksi, absorpsi, atau transmisi?

Wahai pemimpinku, engkau harus ingat kata kaum neoklasik, uang adalah “pakaian” yang menyembunyikan kegiatan ekonomi yang “nyata”. Uang diciptakan setelah perkembangan pasar.

Maksudnya uang hanya sekadar alat yang digunakan untuk kesewenang-wenangan, sekadar digunakan sebagai alat tukar untuk memfasilitasi perdagangan, mengurangi biaya transaksi, dan menghilangkan ketidaknyamanan barter. Sementara hakikat uang sebagai harta adalah bias. Uang fiat: harta gak nyata. Dolar adalah harta? Bukan harta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun