Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

3 Ilmuwan Jepang Meraih Nobel Fisika 2014: Kompas, Republika Salah Liput?

12 Desember 2014   06:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:28 369 8
[caption id="" align="aligncenter" width="314" caption="Dari kiri: Profesor Isamu Akasaki (Universitas Meijo), Profesor Hiroshi Amano (Universitas Nagoya), dan Profesor Shuji Nakamura (Universitas California) (image source: NHK World Japan)"][/caption]

Seperti dikabarkan NHK World Japan, [1] baru-baru ini, tepatnya kemarin Raja swedia Carl Gustaf memberikan medali penghargaan kepada para ilmuwan dalam sebuah upacara di pusat kota Stockholm. Seorang anggota Komite Nobel atau penyelenggara, memuji upaya gigih yang ditunjukkan Profesor Isamu Akasaki dari Universitas Meijo, Profesor Hiroshi Amano dari Universitas Nagoya, dan Profesor Shuji Nakamura dari Universitas California, Santa Barbara. Mereka menciptakan kristal gallium nitrida yang diperlukan untuk memproduksi cahaya biru LED (Light-Emitting Diode).

Apa sih hebatnya penemuan mereka sampai-sampai dua kali diberitakan mendapat Nobel Fisika? Seperti dikabarkan Kompas.com,[2] mereka mendapatkan penghargaan Nobel Fisika sebelumnya yakni pada 7 Oktober 2014 di Stockholm. Temuan mereka lebih ramah lingkungan untuk menerangi dunia. Bayangkan, lampu LED biru memberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup 1,5 juta orang di dunia yang hingga kini belum terjangkau penerangan!

Cahaya biru LED lebih hemat ketimbang lampu pijar. Lampu LEDbiru bisa bertahan hingga 100.000 jam sedangkan lampu pijar hanya 1.000 jam dan lampu fluorensens 10.000 jam.

Artinya daya tahan lampu LED biru 10 kali lampu fluorensens atau 100 kali lampu pijar. Wajar jika seorang anggota komite Nobel berkata, “Lampu pijar menerangi kita pada abad 20, lampu LED biru menerangi kita di bada ini, abad 20.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun