SIANG itu, saya menyusuri jalur pipa raksasa yang gagah berkelok-kelok di pedalaman Aceh Timur. Pipa penyalur minyak bumi dan gas itu membelah sawah dan perkampungan. Di jalanan kampung yang belum di aspal, sesekali kami berpapasan dengan beberapa truk berat milik perusahaan minyak milik asing. Jelang zuhur tibalah saya di kampung terdekat, disambut puluhan rumah berdinding tepas (bambu.red) dan beratap rumbia. Pemandangan sangat kontras dengan pipa-pipa menyedot dollar sebelumnya.