Jeda beberapa saat setelah ia menutup mushaf, Ummah memanggilnya. Ia bergegas melipat mukena dan berhambur ke dapur. Dilihatnya Sang Ibu sedang meracik beberapa jajanan pasar yang baru saja diantar Mbak Sari dari pasar pagi.
"Kamu bikin minum, Sora. Nanti biar Mbak Sari yang antarkan ke depan,"
Sambil mengambil gula, Soraya bertanya, "Tamu siapa, Umm?"
"Itu, teman Ayahmu dulu. Puterinya mau dipondokkan di sini,"
"Ooo,"
***
Murid baru Ummah itu, sangat bersahabat. Ia gadis yang ramah dan riang. Soraya merasa, kehadirannya adalah karunia. Hira Dayita Janitra. Nama yang... aneh bagi Soraya. Ia tak pernah mendengar nama seperti itu sebelumnya. Namun, baru setelah Jani menjelaskan sekilas tentang arti namanya, Soraya jadi berbinar. Intan Kekasih Berderajat tinggi. Begitulah kira-kira rangkaian makna dari nama yang diambil dari bahasa sansekerta itu.
(bersambung)