Teruntuk sang pelestari cagar budaya, pecinta sejarah, dan penikmat sastra. Assalamu'alaikum! Hei apa kabarmu? Apa yang sedang kau lakukan? Maaf aku tak kuasa untuk menyampaikan dua kalimat tanya ini terhadapmu selama Allah memberikan kesempatanNya untuk kita bertemu. Hatiku terlalu berkabut untuk menanyakannya. Â Gelisah dan resah menjadi tembok besar untuk aku mengirimkan dua kalimat tanya itu. Tentu kau bertanya bukan, mengapa hatiku berkabut? Itu kau penyebabnya. Pasti kau tak menyadarinya bukan? Iya, kau begitu curang. Curang sekali.Â
KEMBALI KE ARTIKEL