Rey, walau musim telah berganti namun dentingan luka masih setia, bergelayut pada keletihan yang tak sanggup kuhadapi. Apakah Kau tahu? Beban ini mengelitik rasa dalam dada ketika kutatap tarian gerimis getir.
Rey, kau bilang cinta padaku namun kau sunting bunga lain, hanya karena harta bertahta kau kira semua bisa dibeli. Cuih! cinta bukan dagangan, sayang.
Rey, haruskah aku bersulang dan bahagia atas kematian hatiku? Bumi terasa terbelah dua, semua menjelma bayang dan luka ini tak ada obatnya. Pergilah, tinggalkan aku sendiri !
Rey, Desember membawa pucuk-pucuk hujan. aku berjalan dengan diam tanpa payung. Bukankah semua harus bergerak, agar terjadi keseimbangan. Namun lihatlah serpihan merah di dadaku, kemanakah harus kukubur ?
Tangerang, 16 Juli 2021