Meminjam wacana yang pernah dilontarkan oleh Kompasianer mengenai pertemuan antara Prabowo dan SBY di Istana Negara beberapa waktu yang lalu dengan argumen terkait manuver tersebut yang sedikit nyerempet-nyerempet, pada artikel berikut:
http://politik.kompasiana.com/2013/12/25/prabowo-subiato-sedang-galau-dan-pusing-622600.html
Dan saya juga berkomentar bahwa pertemuan tersebut mungkin hanyalah sebuah bentuk silahturahmi dan hal tersebut lumrah di kehidupan sosial dan politik, namun sepertinya orang-orang lebih suka mengatakan dan berpikir yang macam-macam; terdapat agenda apalah dan bahkan divonis  sebagai langkah "galau", "pusing".
Dan ternyata, hari ini Jokowi juga bertemu SBY di Istana Negara, boleh dong kalau pertemuan Prabowo - SBY disebutkan manuver galau Prabowo, saya mengatakan yang sama terhadap pertemuan Jokowi - SBY sebagai manuver galau, gundah, gulana seorang Jokowi.
http://news.detik.com/read/2013/12/27/151529/2452475/10/sby-dan-jokowi-bahas-pemilu-2014?nd771104bcj
(Sayangnya saya tidak akan vonis seperti itu).
Saya masih pada pendirian untuk menyikapinya secara baik, bahwa hal ini hanyalah pertemuan normal dalam konteks kehidupan sosial dan politik, terlebih yang mengundang adalah Kepala Negara, sangat arogan sekali kalau kita menolak undangan tersebut kecuali memang ada halangan yang kuat alasannya. Sebaiknya bijak dalam beropini dan jauhkanlah prejudice, hati bersih, pikiran bersih, maka hidup akan lebih positif, jauh dari perbuatan yang nyerempet-nyerempet.
Salam.