Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Alhamdulillah Presiden Baru Bagi Indonesia

26 Juli 2014   08:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:11 141 0
Alhamdulillah akhirnya melihat perkembangan beberapa hari ini, sepertinya Indonesia akan segera mendapatkan Presiden baru, dan bila tidak ada aral melintang lagi maka Bapak Jokowi akan segera dilantik pada 20 Oktober 2014.

Sebagai salah satu "die hard" pendukung Prabowo, saya dari hati terdalam dan tulus mengucapkan selamat atas pengumuman Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh KPU pada 22 Juli 2014 untuk masa jabatan 2014-2019 Insya Allah.

Bagi saya, kemenangan Jokowi dan kekalahan Prabowo merupakan sesuatu yang patut disukuri sekaligus disayangkan, kenapa disukuri karena setidaknya dengan Jokowi menjadi Presiden maka bapak dari istri saya menjadi salah satu orang berpeluang besar menduduki jabatan menteri atau setingkatnya atau setidaknya telah dijanjikan sebagai staff khusus, dan kenapa disayangkan karena kerabat dari bapak kandung saya gagal menjadi pemuncak eksekutif di Indonesia. Begitupun bila hasil sebaliknya saya akan merasakan hal yang sama.

Sebuah situasi yang cukup dilematis memang, namun terlepas dari itu, saya tetap akan kembali kepada esensi dari kata "pesta" demokrasi yaitu beriang gembira dalam menyikapi apa yang baru saja kita lewati bersama dalam perhelatan pilpres 2014, toh sebenarnya hasilnya win-win bagi kepentingan saya pribadi; yang membedakan hanya antara jalur keluarga langsung dengan jalur keluarga istri.

Saya titipkan pesan untuk rekan-rekan pendukung baik Jokowi dan Prabowo, saya sarankan marilah tinggalkan perseteruan dibelakang, saya berpikir seharusnya pasca pencoblosan 9 Juli 2014 kemarin semua negatifitas yang ada di masyarakat dapat mereda, terlebih apabila siapapun yang terpilih nanti tidak dapat merubah dan/atau mempengaruhi kondisi pribadi anda secara signifikan.

Tentunya saran saya tidak berlaku kalau anda hanya bermain 1 kaki, atau bagi orang-orang yang memang sedang bermain di air keruh atau bagi orang-orang yang kurang kerjaan atau bagi orang-orang yang bawaan lahirnya negatif. Haha..

Perbedaan itu lumrah, saya contoh nyata, tapi apakah hal itu merusak hubungan dalam keluarga? Jawabannya tidak, malah kita berhasil memanfaatkan perbedaan dan persaingan ini menjadi suatu hal yang positif dan melihatnya sebagai sesuatu yang justru menyenangkan, karena akhirnya siapapun pemenangnya akan dapat dinikmati bersama.

Peace dah, salam demokrasi. salam persatuan.

Tidak lupa, sampai ketemu lagi dalam situasi dan posisi yang berbeda karena mungkin saya juga akan menjadi bagian dari birokrasi dibawah kepemimpinan Jokowi-JK bila dilantik atau dibawah kepemimpinan Prabowo-Hatta bila dilantik, (terserah yang mana aja; ada jalurnya semua koq), demi kemajuan dan masa depan Indonesia yang gemilang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun