“Biarkan darah mudahmu mengalirbersama petualangan tak terlupakan, sebab sensasi itu takkan lagi sama ketika kau tak lagi muda” (4 the positif thing)
Alas purwo, I’m comiiiiiiiiiiiing, again
Seperti terpelet dengan indahnya alas purwo beberapa tahun lalu, saya akan kembali, dan inilah saya, berdiri lagi di taman nasional alas purwo, hutan di Banyuwangi yang memiliki daya magis dan tentunya cerita mistis yang masih kerap kudengar dari teman yang pernah mengunjungi tempat ini, khususnya bagi para pecinta alam yang bermalam disana. Tapi saya nggak akan cerita tentang mistis mistis itu, saya hanya ingin berbagi pesona alam alas purwo, ya alas purwo yang kalau di Indonesiakan berarti hutan kawitan atau pertama, hutan yang menyelimuti surga bagi para petualang dan pecinta keindahan alam.
45 km ke selatan dari kota Banyuwangi, mengikuti petunjuk jalan, sampailah saya di pasar anyar, desa penutup sebelum masuk hutan alas purwo. Disini terdapat peta alas purwo yang terdiri dari 4 obyek yaitutrianggulasi (tempat penangkaran penyu), sadengan (tempat suaka banteng), pancur (tempat yang diizinkan mendirikan tenda, sudah terdapat masjid dan toilet), dan plengkung (pantai dengan ombak tinggi yang disukai peselancar, merupakan pantai surfing terindah kedua di dunia setelah Hawaii).
Mulailah saya berpetualang, untuk masuk alas puwo, semua kendaraanpelancong dilarang masuk, disini sudah disediakan mobil sewaan khusus yang layak melewati medanyang sulit, seperti mengikuti safari road crosser rasanya, badan terguncang-guncang akibat jalan yangberlumpur, lubang-lubangdan ya…kayak mbajak sawaah gitu, fantastis abis.