Kuala Lumpur (sering disingkat KL), atau nama lengkapnya Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, adalah ibukota dan kota terbesar di Malaysia Kawasan Wilayah Persekutuan meliputi wilayah seluas 244 km2 (94 mil2), dengan penduduk sekitar 1,6 juta jiwa (2010).Wilayah metropolitan Kuala Lumpur atau yang juga dikenal sebagai Lembah Klang, memiliki jumlah penduduk sebesar 5,7 juta jiwa.Kuala Lumpur merupakan wilayah metropolitan dengan pertumbuhan paling pesat di Malaysia, baik dalam jumlah penduduk maupun ekonomi. (Red. data dari Wikipedia)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibukota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619) Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942),Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. (Red. data dari Wikipedia)
Bila dilihat dari luas dan penduduknya, Kuala Lumpur jauh dibawah Jakarta. Jakarta bagaikan none Jakarta yang molek dan genit, Kuala Lumpur bagaikan dara jelita yang santun, keduanya mempunyai pesona menarik turis-turis manca negara. Jakarta mempunyai Monas, dan KL mempunyai KL Tower, tapi Jakarta tidak punya Pertamina Tower sedangkan KL mempunyai Petronas Twin Tower, yang luar biasa eksotisnya bila dilihat malam hari dan menakjubkan bila dilihat siang hari.
Sistem Transportasi
Kota besar membutuhkan sistim transportasi yang bagus, rapi dan terpadu. KL mempunyai sistem transportasi baik MRT dan Rapid Transit Network, semua alat transportasi umum seperti KTM Komuter, Monorel KL, KLIA Ekspres berpusat di KL Sentral menuju berbagai area di KL. Bahkan KL mempunyai bus-bus gratis baik untuk penduduk dan turis menuju daerah-daerah komersil seperti bukit bintang, petaling dll. Tidak ada alat transportasi swasta selain taxi. Semua alat transportasi umum dilengkapi AC dan sistim pembayaran menggunakan kartu atau koin. Tidak ada pungli atau kendaraan yang ngetem untuk mencari penumpang di seberang tempat.
Jakarta baru mempunyai sistim Commuter Line dan Busway yang lumayan bagus dan terpadu menghubungkan Jabodetabek, namun masih banyak kendaraan umum swasta maupun PPD yang sudah tidak laik pakai. Sistim lalu lintas yang sudah tidak memadai lagi membuat Jakarta semakin jauh dari kenyamanan berkendaraan dan belum lagi macet dimana-mana. . Transportasi nyaman dan terpadu yang dibutuhkan. Kurangi kendaraan umum pihak swasta seperti Metromini, Kopaja dan Mikrolet, sebagian besar supir hanya kejar setoran tanpa memikirkan keselamatan penungpang. Hapus PPD yang sudah bobrok dan bau serta supir yang suka ugal-ugalan dan seenaknya menurunkan penumpang belum sampai tujuan. Jakarta harus segera berbenah tidak bisa menunggu lagi, lihat keberhasilan MRT di Singapore, BTS di Bangkok dan Rapid di KL.
Buka jalur-jalur strategis bukan hanya dari segi ekonomi seperti ke Kuningan, Daan Mogot, Benhil dll tetapi juga jalur pariwisata, seperti begitu mudahnya orang ke Ancol lanjut ke Museum Fatahilah bahkan ke Lubang Buaya serta ke Taman Mini. Wisata domestik dan internasional tidak perlu sewa mobil yang cukup mahal bila ke lokasi wisata-wisata tersebut, cukup dengan transportasi umum yang nyaman, bersih dan murah.
Bangunan-Bangunan Tua
Kuala Lumpur sangat menjaga bangunan-bangunan bahkan stasiun tua, semua bangunan di rapikan dengan cat-cat putih yang cerah, tidak ada debu atau gedung rusak, sepanjang jalan bangunan-bangunan tua tidak ada yang terbengkai atau menjadi rumah hantu, tapi tampak artistik dan indah dan tampak bekas-bekas style bangunan eropa. Jakarta punya banyak gedung-gedung tua peninggalan kolonial Belanda dan ciri khas bangunan tiongkok yang bagus namun tidak tepelihara dengan baik, keindahan gedung terselimutkan warna coklat tanda bekas hujan dan menjadi sarang laba-laba.
Sarana dan Alat Promosi
Sepanjang kota Kuala Lumpur tidak terlihat spanduk-spanduk dan baleho-baleho yang bertebaran di sepanjang jalan atau pertigaan atau perempatan. Sebagian besar adalah Billboard yang besar dan teratur dengan berbagai informasi baik untuk layanan publik dan promosi perusahaan. Dan cukup takjub ketika di Thailand, tidak ada namanya spakduk dan hanya sedikit billboard di pinggir jalan, kalaupun ada hanya billboard yang bergambar Raja Thailand dan keluarganya, hanya sedikit billboard yang dipakai untuk promo produk atau perusahaan.
Di Jakarta begitu bertebaran spanduk-spanduk di sepanjang jalan, di simpangan bahkan di gang-gang baik promosi pribadi, perusahaan dan produk, karena begitu mudah dan murahnya pemasangan iklan tersebut. Dan yang menyedihkan semua dipasang berjejer ke atas dan ke samping kiri kanan dengan peralatan seadanya. Bagi pengguna jalan yang ada malas dan capek membacanya sehingga lebih banyak tidak mencapai sasaran. Hanya memperkaya orang-orang di Dispenda dan membuat kerjaan Polisi PP setempat.
Pasar Tradisional
Kuala Lumpur menciptakan pasar-pasar tradiosional menjadi area wisata seperti pasar seni, petaling, dll. Produk dalam negeri dan harga murah yang menjadi tujuan utama promosi pasar tersebut selain makanan-makanan khas yang murah. Coba lihat Chacutak Market bila kita ke Bangkok atau Bugis Street di Singapore, yang dipenuhi turis manca negara. Dan terutama pasar-pasar itu bersih dan tidak bau karena sampah. Selama ini belum pernah terlihat turis belanja di Tanah Abang atau Mangga Dua berburu soevenir dan produk dalam negeri yang murah.
Jakarta adalah kebanggan bangsa Indonesia, jadilah gadis yang cantik dan molek yang indah dipandang mata baik dari darat, udara dan laut, jadilah kota yang wisata yang modern dan artistik, jadilah kota kuliner masakan-masakan nusantara, jadilah kota yang terindah, ternyaman dan terbersih se Asia.
Baca Juga:
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/11/17/hati-hati-denda-bagasi-s50-di-changi-airport-singapore-1-trip-3-country-703985.html
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/11/21/kenapa-wisatawan-asing-suka-datang-ke-thailand-1-trip-3-country-704769.html