Sesaat kuintip rembulan pucat menampakkan diri
Mencoba untuk menerangi malam yang takkan pernah terang
Namun dia tetap muncul meski lelah menyerang
Kucoba pejamkan mata dengan kantuk berat
Tetapi hatiku tak mau lelap
Masih terbayang wajah bulan
Mengapa dia nampak sedih menyinari malam?
Ku sapa wajahnya nan lesu
Berharap dia akan berseri kembali
Tetapi bagaimanapun dia akan tetap pasi
Hanya terkadang wajahnya memerah
Memendam amarah yang tak pernah bisa dia buang
Karena tak pernah bertemu siang
Lewat sudah tengah malam
Ku lihat bayangnya dibalik awan
Entah mengapa dia sembunyi
Ataukah dia tak mampu lagi menampakkan diri
Rembulan pucat
Rembulan pasi
Rembulan tak berseri
Rembulan akhirnya menangis