Seperti diketahui, nama Surabaya pertama kali disebutkan dalam prasasti Canggu tahun 1358 M, disusul oleh literatur Kakawin Puja bangsa Kertagama tahun 1365 Masehi. Prasasti Canggu ini menyatakan bahwa sebenarnya merupakan laporan keuangan pendapatan daerah kerajaan Majapahit. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kerajaan Majapahit dari pungutan retribusi penyeberangan tambang (tambangan) sepanjang alur Kali Brantas dari Mojokerto hingga hilir di selat Madura. Sementara ini para ahli sejarah klasik menyimpulkan Churabaya adalah identifikasi kata sifat yang disematkan Majapahit pada sebuah desa berpenduduk orang-orang yang memiliki sifat berani melawan bahaya. Dasarnya adalah Bahasa Jawa Kuna mengartikan Chura atau Sura artinya berani dan Baya artinya bahaya.