Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bukan Perempuan Biasa

21 September 2011   13:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45 157 0
Dia kah itu ? Saya bertanya-tanya tentang sosoknya. Seperti apakah ? Seistimewa apa ? Sehebat apa ? Tak ada jawaban kecuali angin yang terasa menampar-nampar wajah saya. Saya ikuti dia.  Dia baru saja keluar dari kamar mandi. Mengenakan sehelai handuk yang dililitkan di tubuhnya. Menuju dapur dan menjerang ketel airnya. Hanya butuh waktu 10 menit, secangkir kopi telah ia seduh.

Tak ada yang istimewa pada dirinya kecuali sinar mata yang keredupannya saya suka.  Perawakannya mungil. Pastilah dia bukan perempuan perkasa. Hanya, saat saya lihat dia mereguk cangkir kopinya saya pun tau dia memang bukan perempuan biasa. Dia mencium dulu wangi kopi itu sebelum mereguknya. Caranya mencium wangi kopi itu, he, buat saya begitu istimewa. Kau mau tau ?  Sungguh ?, Hm, dia memejamkan mata seolah hendak meyakinkan bahwa kopinya memang akan memberikan regukan nikmat.  Dari matanya saya tau dia sedang meyakinkan dirinya. Setelah keyakinan itu dia dapat, diapun mereguknya. Hahaha. Barulah saya yakin dia memang bukan perempuan biasa.

Tidak. Tentu, tidak itu saja. Sebab dia tidak menggunakan keperempuannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia tidak memanipulasi perhatian dari lingkungan dengan kerlingan dari balik lentik bulumatanya atau dengan senyum merekah dari dari balik bibir bergincunya. Dia biasa-biasa saja. Dia memberi ruang pada dirinya sendiri untuk hidup nyaman bersama orang lain tanpa sekat dan tanpa prasangka. Buatnya perempuan haruslah nyaman dengan dirinya sendiri. Apa adanya. Selalu tersenyum pada apa yang hinggap pada dirinya. Dan, terus tumbuh memperbaiki diri.

Oh, darimanakah saya peroleh kata-kata tersebut ? Darinya... ? Bukan. Kata-kata itu saya dengar dari suara-suara yang muncul di kepala saya. Hehe, pantaslah orang-orang sering menyebut saya "Mahluk membosankan". Sedang dia, ah dia tak pernah mengatakan apa-apa. Tetap  saja saya yakin bahwa dia memang bukan perempuan biasa.

Hanya bisikan sesuatu yang sedang meliuk-liuk saat angin menggerakannya. Ilalang yang menari ketika angin tak henti bertiup di sebuah tempat yang kau tak kan tau dimana.

Silahkan baca juga  Ilalang, Menarilah !

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun