Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Perempuan Berbaju Ungu dan Angin Biru

22 Februari 2011   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 108 1
Sudah hampir dua jam aku menunggu. Telah hampir sebungkus rokok  kuhisap di bibirku. Entah telah berapa pasang mata melirikku ingin tau. Malam bergerak makin sendu. Kau belum juga tiba disini kekasihku.

Telah kuangkat rambutku membentuk gelungan sendu kesukaanmu. Sudah  kukenakan baju batik ungu warna yang cocok untukku katamu. Entah telah berapa tetes peluhku jatuh di balik gaunku sebab aku rikuh. Kau belum juga menampakkan diri disini kekasihku.

Maka kepada angin yang lalu di hadapanku kutitipkan pesan untukmu,

'Sayang, satu batang rokok lagi aku menantimu....."

"Setelah itu si baju ungu tak lagi menantimu. Jangan harap ia ada untukmu"

Pesan yang tak sampai. Sebab angin segera menjelma menjadi kekasihnya sebelum sebatang rokok terakhir itu tandas. Perempuan berbaju ungu menanti kekasih di malam sendu lalu ditipu angin biru.  Malam yang janggal dan seolah berbisik, 'Jangan buang waktu'. Entah siapa yang tertipu dan menipu. Hehe, betapa melankolisnya udara malam ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun