dia hanya meninggalkan pesan pada langit,
mau pulang kampung, katanya.
ranting kayu itu seperti mencibir
bagaimana bisa kau meliuk tanpanya ?
Kulihat langit itu
sudahlah, tunggu saja dia disini
mencarinya hanya buat kau jadi batu
bukankah kau tau saatnya dia kembali
masih saja aku bertanya, kemanakah anginku pergi ? apakah aku harus meliuk sendiri ?
(Sajak Ilalang Kepada Angin 3