Namun perlu kita ketahui bahwa mengadopsi tidaklah mudah. Adopsi harus didasari niat yang tulus untuk mengasihi seorang anak. Bukan niatan yang sekedar untuk memancing kehamilan seorang istri. Apabila kita tulus dalam menyayangi anak adopsi kita, maka kelak anak adopsi akan menyayangi kita seperti kita menyayanginya. Meskipun suatu hari ia akan mengetahui statusnya yang hanya sebatas anak adopsi, cinta yang ia berikan kepada kita tidak akan berkurang sedikit pun. Karena pada dasarnya manusia ialah makhluk Tuhan yang mempunyai cinta kasih tinggi terhadap sesama. Sebaliknya, jika kita mengadopsi dengan niatan memancing kehamilan, maka janganlah pernah berharap balasan cinta kasih adari anak adopsi kita.
Di dalam pengadopsian anak, memang tidak jarang terdapat konflik yang memicu perpecahan keluarga. Tak jarang anak adopsi akan berbalik membenci kita ketika ia tahu bahwa ia bukanlah anak yang lahir dari dalam rahim kita. Dan ia hanyalah sebuah alat pancing kita untuk memperoleh anak biologis. Tapi berbahagialah kepada suami istri yang mengadopsi anak dengan niat tulus menyayangi. Karena hal tersebut tidak akan terjadi. Anak adopsi tersebut akan senantiasa berterima kasih atas kasih sayang yang kita berikan.
Kita sebagai orang tua angkat perlu memberikan status yang sebenarnya kepada anak adopsi. Karena identitas merupakan suatu hal yang penting dalam hidup. Apabila usia anak adopsi kita rasa sudah cukup mengerti tentang makana dari adopsi itu sendiri, maka hendaknya kita segera membicarakannya. Penting bagi kita juga untuk tidak memutus hubungan darah anak adopsi dengan orang tua biologisnya (apabila masih hidup). Kita harus berusaha untuk selalu terbuka. Jangan pernah menutupi segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu anak adopsi kita.