Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Baru Satu Episode

7 Januari 2015   14:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38 14 0
adakah lagi yang lebih meluluh lantakkan

selain pengabaian

setelah upayaku merangkak dengan telapak berdarah-darah

lalu terus menggapai meski dengan lengan yang telah patah dan dada yang tinggal belulang

beringsut kearah suara kelembutan fatamorgana janjimu

menginjak dan mengibas ribuan detik diiringi jeritan biola tak berdawai

burung malam melintas...

bisu

hanya pekik tertahan dari runtuhnya langit kedamaian

petir berkilat dengan kedengkian yang nyaris purna

apakah lagi setelah penipuan yang membunuhku secara perlahan

sesaat abu, hitam. abu, hitam ....

menebal dan menebal

kini kesabaran menguntai

untuk satu titah panjang yang akan meledak di atas ketakberdayaan yang membara

akankah meleleh

akankah menjadi larva dingin yang melumar tanpa suara

ataukah serupa lahar nanah yag membuncah

api

api

api yang kau pantik

ditengah kegersangan yang rentan

dan lalu melahap semua cahaya yang tengah berproses menuju keputihan hakiki

habis,habislah

dan tinggaallah arang dan debu yang menggumpal menjadi kesumat tak terperikan

yang mestinya telah tersucikan

digerbang barzakh-Mu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun