2 November 2020 00:01Diperbarui: 12 Oktober 2021 11:3116710
Sungkawa Oleh Elisabet Riski Titasari
denting kengerian menggema di ujung senja mengirim irama yang menyayat sukma hati berdesir tatkala mereka datang tanpa suara terdengar tangis memekik di balik gorden bunga dengan angin bergemuruh seolah ikut merana ada apakah gerangan?
puan terpaku di sudut jendela melihat sekililing mengangkat kursi dan meja Ia tak menangis, tak jua meronta di meja kaca ruang keluarga asbak masih pekat aroma Sampoerna "Tidak akan terjadi apa-apa," pikirnya --
detik waktu menjelma bagai misteri antara nyata dan ilusi masing-masing mendekap dan mengusap air di pipi "Mas, apa yang terjadi?" tanyanya sambil memegang kopi yang tak panas lagi bayang-bayang ngeri meracuni pikiran puan yang masih berdiri sampai akhirnya suara ngeri itu berbunyi
meja kayu panjang menyangga peti terlihat wajah tampan yang pucat pasi puan mendekat berharap mimpi, ternyata asli remuk redam sungguh menguasai tangis pun enggan untuk mendampingi sesak di dada menekan sakit sekali
di ujung senja suka menjelma duka berselimut sungkawa sukma nelangsa bersandar di meja coklat tua hatinya porak poranda sekujur tubuh kelu memandang ayahanda teringat pesan untuk segera pulang setelah misa apakah ini maksudnya?
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.