Menyekat dua jiwa dalam nestapa
Mungil jemarimu melingkari langkahku
"Jangan pergi!" Pintamu dalam ragu
Lalu
Aku mulai mengjitung
Telah berapa lama air mata itu menggantung di pucuk lara
Mengapa tak kudapati itu kemarin lusa?
Amat pandai kau mengemas luka
Tersimpan dalam balutan kata
Nyaris tanpa cela
Kuusap sepasang air mata
Dengan segenap dan sedalam rasa
Jiwa yang koyak
Raga tiada gerak
Napas kecil sesak
Menyeruak kian berarak
Aku merasa teramat berharga
Saat tumpahan lara kau sajikan dalam secawan rasa
Kucium
Kusesap
Kuresapi
Dalam dan penuh birahi
"Aku ingin lebih lama lagi bersamamu" ucapmu detik itu
Tapi waktu telah menjadi pedang bagi kita
Menghunus dunia hingga terpisah dua
Aku merasa yakin
Teramat pasti
Perjuanganmu adalah seikat hadiah dari surga
Megah dan bertahta permata
Peluhmu adalah mata air kebaikan
Lelahmu menjadi ladang kemulyaan
Dan
Air matamu adalah mata air surga
Bekasi, 24 Mei 2021