Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Masihkah Pemerintah Menghargai Nyawa

11 Desember 2011   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:32 86 0
Kematian Sondang Hutagalung adalah suatu pertanda dimana Negeri yang tercinta ini masih tidak ada keadilan. Rasa frustasi Sondang dimana adanya ketidakadilan dan keserakahan manusia terutama di Indonesia ini, mengakibatkan dia melakukan aksi ekstrim yang belum pernah dilakukan aktivis lainya di Indonesia ini, yaitu "Bakar Diri". Sebenarnya saya tidak setuju dengan aksi Sondang yang dapat mencabut nyawanya itu, tapi entahlah dia bisa berbuat senekat itu karena "Para Elit" tidak ada yg mendengarkanya. Jadi dia memilih aksi ini sebagai "Ekspresi Dari Kemarahan Rakyat". Saya yakin aksi Sondang terinspirasi dari Muhammad Boauzizi seorang pedagang sayur asal Tunisia yang protes kepada pejabat pemerintah dengan aksi Bakar Diri. Dalam artikel ini, yang saya tanyakan adalah "Apakah Pemerintah Masih Menghargai Nyawa Seseorang?". Tidak ada pemberitaan dimana pak SBY berpidato tentang kematian Sondang. Padahal saat "Aksi Teroris", kok pak SBY langsung tanggap berpidato yah? Saya tidak tahu bagaimana tanggapan pak SBY tentang aksi Sondang, saya harap dia mempunyai rasa sayang kepada rakyatnya walaupun rakyatnya masih memprotes pak SBY. Bukankah protes adalah suatu tuntutan/nasehat untuk menjadi lebih baik (walaupun dengan nada kasar)? Seandainya para pejabat di negeri ini iba melihat aksi Sondang, jadi mereka (para pejabat) menghargai kita (rakyat) sebagai orang-orang yang pantas dilindungi. Seandainya mereka masih menganggap aksi Sondang cuma "Tong Kosong" dan nyawa Sondang "Tidak Ada Harganya", jadi! "Nyawa-nyawa seluruh rakyat Indonesia tidak ada harganya juga", dan kata Mereka kita ini tidak lebih dari "Sampah". Entah berapa banyak pejabat yang menghargai atau tidak menghargai kita. Seandainya Sondang hidup, lebih baik dia "Membakar" pejabat yang tidak menghargai nyawa seseorang. Salam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun