Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby

Review Novel dari Kisah Nyata

17 Juni 2021   14:49 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:08 1118 1
Resensi Novel dari Kisah Nyata Nujood

Judul: Saya Nujood, Usia 10 dan Janda
Penulis: Nujood Ali bersama Delphine Minoui
Penerbit: Jakarta: PT Pustaka Alvabet, April 2013
Jumlah halaman: 236 hlm
Tebal Buku: 1320 cm
ISBN: 978-979-3064-87-1

Sinopsis
Tempat di ujung dunia. Begitu penafsiran untuk tanah kelahiran Nujood, seorang gadis belia yang dipaksa ayahnya menikah dengan lelaki berusia tiga kali lipat usianya. Dengan pikiran kanak-kanak yang terpaksa dewasa oleh keadaan, ia harus kembali -setelah sempat terusir- ke "ujung dunia" di pedalaman Yaman itu dan memulai hidup baru bersama suami dan keluarganya. Di sana, setiap hari ia menerima penganiayaan fisik dan emosional dari sang ibu mertua, dan dari tangan kasar sang suami setiap malam. Melanggar janji untuk menangguhkan berhubungan badan dengan Nujood hingga ia cukup dewasa, sang suami merenggut keperawanan si bocah pengantin tepat pada malam pertama. Saat itu usianya bahkan baru sepuluh tahun. Merasa tak sanggup lagi menanggung derita, Nujood melarikan diri ke gedung pengadilan di Ibu kota, naik taksi dengan beberapa keping uang untuk makan sehari-hari. Mengapa bukan ke rumah orang tuanya? Apalah yang akan dia harapkan dari mereka -seperti kebanyakan masyarakat di sana, bahkan Nujood sendiri yang dimaklumi karena kebeliaannya- yang telah salah memandangi syariat Islam sehingga mengakibatkan mereka  terperangkap dalam lubang kesengsaraan.

Mendengar kabar tentang korban belia ini, seorang pengacara Yaman segera menangani kasus Nujood dan berjuang melawan sistem kolot di negeri yang nyaris sebagian gadis-gadisnya dinikahkan di bawah umur tanpa memandang kelayakan mereka untuk itu. Sejak kemenangan mereka yang tak terduga pada April 2008, tantangan Nujood yang berani terhadap adat-istiadat Yaman dan keluarganya sendiri telah menarik perhatian dunia internasional. Kisahnya bahkan mendorong perubahan di Yaman dan negara-negara Timur Tengah lainnya, tempat hukum pernikahan di bawah umur terus diterapkan dan gadis-gadis belia yang menikah dibebaskan dengan perceraian.

Kelebihan
Novel ini dengan bahasa yang ringan dan gaya bercerita yang sederhana membuat kisah rumitnya dapat dicerna dengan baik. Kisah yang akan membongkar pandangan tentang fenomena-fenomena berbau peradaban yang terbelakang dan menggelitik untuk bergerak memperbaikinya. Senyuman di tengah Ketegangan membaca  acapkali tercipta karena membayangkan hal-hal lucu di masa kecil ibarat sedang mendengar dongeng pengantar tidur. Novel ini juga mendeskripsikan beberapa fakta unik tentang negeri Yaman dan masyarakatnya yang  jarang dikupas. Para tokoh yang sebagiannya berwatak unik memberikan kejutan-kejutan tersendiri bagi pembaca. Dalam menulis karyanya, gadis belia ini tidak menghilangkan kesan dirinya yang lucu dan lugu meski kisah nyatanya tidak seindah dongeng para putri.

Kekurangan
Beberapa pendeskripsian suatu keadaan atau peristiwa dalam novel ini terlalu panjang dan bahasanya monoton sehingga membuat pembaca bosan. Lebih dari itu, banyak pesan dan kesan yang berhubungan dengan agama dan syariat Islam disiratkan dengan pandangan negatif yang tentunya tidak sesuai dengan hakikat agama yang lurus ini. Akan tetapi itu akan sangat dimaklumi oleh pembaca dengan akidah yang benar, karena lingkungan dan masyarakat sekitarlah yang mengukir sedemikian rupa pandangan si penulis belia ini. Adapun rekannya si penulis dewasa terkesan terlalu terburu-buru menyimpulkan tentang Islam hanya dengan melihat sisi sempit yang jelas saja -sekali lagi- memang tidak menjelaskan hakikat agama yang sempurna ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun