Kurikulum pendidikkan dasar dan menengah kabarnya pada tahun ajaran 2013-2014 akan mengalami perubahan, terutama kurikulum pada sekolah dasar katanya akan ada penyederhanaan. Kurikulum yang sekarang ini dikabarkan memberatkan bagi anak-anak seusia SD, kesempatan bermain lebih banyak dipakai untuk mencerna berbagai mata pelajaran yang diberikan oleh sekolah. Belum lagi tas belajar mereka selalu dipenuhi oleh berbagai buku yang katanya akan membuat mereka pintar.
Selain itu banyak aktivitas anak sekarang adalah pagi sekolah sampai siang, sorenya kursus dan malamnya pun masih diberikan kewajiban belajar juga, terus kapan bermainnya yach setiap hari libur saja itupun selalu keluar kota bahkan luar negeri. Jadi teringat kata candaan dari seorang budayawan yaitu Sujiwo Tedjo, yang mengatakan bahwa karena anak-anak tersebut kesempatan bermainnya berkurang, maka ketika besar dan diberikan wewenang untuk mengelola negara malahan dianggap kesempatan untuk main-main.
Beberapa ahli perkembangan anak setuju bahwa bermain merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan perkembangan emosional bagi semua anak. Bermain adalah multi-faceted, dengan demikian harus menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak, seringkali banyak keterampilan bisa dipelajari melalui bermain. Bermain akan membantu perkembangan anak usia dini untuk belajar keterampilan, hubungan sosial, dan perkembangan nilai-nilai etika. Bermain harus selalu dianggap sebagai bagian penting dari anak pada pendidikan awal.
Bermain berfungsi membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan motorik dan praktek, yang semacam ini biasanya dilakukan dengan mainan atau benda yang stackable, bisa diisi dengan air atau pasir atau bermain di luar ruangan. Bermain air atau pasir merupakan permainan favorit bagi kalangan anak-anak pra-sekolah dan merupakan alat pengajaran yang berharga. Sekitar 50% dari jenis permainan ini dapat diberikan pada anak-anak balita.
Bermain konstruktif ditandai dengan membangun atau menciptakan sesuatu. Mainan jenis ini adalah teka-teki sederhana, bangunan blok, kegiatan kerajinan sederhana, dan boneka. Biasanya 4 atau 5 tahun anak-anak berusia menikmati jenis permainan, dan akan menjadi hal yang menyenangkan di dalam kelas pertama dan kedua pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Tangan dan jari-jari merupakan alat terbaik untuk menuangkan seni pertamanya. Mereka sangat antusias untuk menggunakan kuas cat tebal, potongan spons, krayon lilin, spidol dan kapur. Hal ini juga disarankan agar menghindari hal yang terburu-buru, seperti mengintruksikan seorang anak untuk membuat sesuatu yang khusus. Membiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan dan mendorong pengambilan keputusan individual. Balita juga menikmati bermain adonan atau platisin karena mereka bisa mendapatkan tangan dan jari untuk menusuk, rolling, dan membentuk. Jenis permainan ini akan mengembangkan kemampuan berpikir, penalaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
Permainan memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka terhadap peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka. Biasanya seorang anak akan mengubah diri atau mengekspresikan diri ke dalam benda bermain atau sesuatu yang lain.
Jenis permainan sangat populer dengan anak-anak usia TK dan cenderung memudar saat mereka memasuki sekolah dasar. Membantu emosi anak dalam bermain, akan membantu proses dalam hidup mereka pada masa perkembangan awal dalam kaitanya dengan keterampilan sosial, belajar nilai-nilai, keterampilan bahasa, dan mengembangkan imajinasi mereka. Keterampilan teater juga penting untuk dikembangkan dengan upaya-upaya untuk mendorong anak-anak agar mudah mengekpresikan dirinya.
Permainan yang memiliki struktur tertentu atau aturan tidak menjadi dominan sampai anak-anak mulai memasuki sekolah dasar. Papan permainan, permainan kartu sederhana, permainan bola atau permainan lompat yang memiliki aturan khusus akan mengajarkan kerjasama anak-anak, saling pengertian, dan berpikir logis.
Taman bermain bisa berubah menjadi pengalaman belajar bagi anak. Meskipun taman bermain tradisional memiliki unsur-unsur tertentu, atau elemen-elemen yang dapat menimbulkan suatu tidak aman untuk anak Anda, misalnya jika peralatan bermain tidak benar-benar diawasi atau dibangun dari bahan yang tidak aman bagi anak. Untuk menyediakan lingkungan yang aman adalah penting yang memungkinkan aktivitas motorik kasar dilakukan oleh anak-anak, sehingga membutuhkan pertimbangan dan pengetahuan khusus pada saat pembuatan peralatan bermain.