aku masih disini, diantara tawa renyahmu dan lesung di pipimu. juga diantara rapi rambutmu dan kuku pendekmu. aku masih disini diantara gelak yang tercipta dan canggung yang menghiasi udara ketika kau nyatakan cinta. aku masih disini, mengingat betapa engkau membenci warna kuning, yang justru mengingatkanku pada aura manismu. juga betapa kau mencintai suasana di toko buku itu, berulang kali kau mengajakku kesana. satu dua buku kau seludupkan ke kasir tiap kali aku menatapnya lama. aku masih disini, diantara euforia mendapatkan sebuah sarang kecil yang kau gaung-gaungkan sebagai milik kita. juga betapa rumit perhitunganmu merancang sarang "khusus" untuk diriku. tempat kecil dimana aku bisa bergelung sehari penuh ketika lelah menusukku dan dunia memukuliku dengan kejam. kau berkata dengan riang juga sedikit jumawa bahwa kau bisa membuatkan sarang ternyaman untukku, kau dengan bangga berkata bahwa sungguh mengenalku. sayang, kalau kau begitu mengenalku kau pasti tau yang paling membuatku nyaman adalah hangatmu. tempat paling nyaman untukku berlindung adalah senyummu, tempat paling indah untuk bernaung adalah matamu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL