Tidak dapat dipungkiri bahwa BPS bukanlah instansi populer di khalayak umum seperti halnya instansi vertikal lainnya yang gaungnya lebih menggema. Pemanfaatan data-data yang dihasilkan pun kalah pamor dibandingkan lembaga survei independen. Mirisnya lagi, BPS dikenal masyarakat oleh sejumlah pemberitaan miring dari media cetak dan elektronik. Pada tahun 2008, nama BPS ramai diberitakan seputar masalah pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai) setelah kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak tiga kali. Pada tahun 2013, kejadian serupa kembali terulang meski dengan istilah berbeda, yaitu BLSM. BPS menjadi bulan-bulanan pemberitaan media cetak maupun media elektronik mengenai keabsahan data yang dihasilkan BPS yang digunakan sebagai dasar pembagian bantuan pemerintah (BLSM, red).