Seperti cerita kepala desa, hasil panen jagung di bulan Oktober jauh melebihi hasil panen di musim tanam antara Januari – April. Kenyataan inilah yang membuat masyarakat Lawalu enggan untuk direlokasi. Bahasa kasarnya, bencana banjir yang membawa rejeki, tutur bapak Frans Klau, warga setempat.
KEMBALI KE ARTIKEL