Kamu bilang dulu kita disembunyikan semesta, yang tersisa kita hibur diri ingin terlahir kembali sebab kita kehabisan cara meyakinkan diri untuk berjalan dan bertahan.
Dalam kesendirian pun acapkali aku bertanya dulu kamu di mana? Mengapa baru sekarang?
Daripada aku terus bertanya, aku memilih pergi. Seolah kamu tak pernah ada. Perjalanan  macam ini membuatku setengah mati.
Aku beranikan diri pamit dari kehidupan kita.
Aku tak ingin kita berjuang tanpa ada kepastian lalu mati. Kita harus berani memilih, sebab tak ada alasan  untuk saling menusuk pisau dalam sunyi. Terima kasih kamu pernah menjadikanku wanita paling bersyukur sedunia hanya dengan berbagi cerita dan tawa. Maafkan aku yang memutuskan pergi dan mengikhlaskan takdir kita.