Tapi ketika BB merebut perhatian kamu, saya jadi kepanasan. Apakah saya harus seperti BB? Tiap kali ada email masuk, saya ngomong. Tiap kali dia di ping, saya kasih tau. Tiap kali kamu mau update status, saya yang ketikin.
Tapi saya kan bukan BB, jadi saya tidak diperhatikan.
Tiap saya bicara, mata kamu ke BB. Saya ajak jalan berdua dan kita berpegangan tangan, tangan satu lagi ke BB. Saya harus mengulangi 2 kali penjelasan yang sudah panjang lebar saya katakan karena tadi kamu konsen sama curhatan teman di BB. Sebelum kita masukke sebuah ruangan, kamu selalu melakukan ritual update status dan check in lokasi. Tiap beberapa meter, kamu foto sesuatu dan naikin ke Twitter. Saya ajak ngomong serius, kamu di ping dan kemudian membalas sehingga saya sampai lupa lagi apa yang mau saya omongin. Saya kabur pulang pun, kamu baru sadar setelah 5 menit fokus ke BB.
Kamu bikin saya jauh. Bukan BB kamu, tapi kamu tak mampu mengontrol dan membagi pikiran kamu. Kamu tidak bisa sok menjadi orang paling balance di muka bumi karena memang kamu harus memilih.
Pilih saya atau BB kamu?
