Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Beragama Laksana Buih

15 September 2012   00:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:27 101 0
Beragama kok seperti buih di lautan. Diombang-ambingkan gelombang sedikit saja, larut terburai. Menurut anda, agama mana sebenarnya yang mengajarkan kita marah, berperang dan membunuh gara-gara sebuah film?

Saya bahkan belum pernah tahu ada tuhan dan nabi dari agama manapun yang marah dan membunuh orang yang menghina dan bahkan mengancam mereka. Saya cuma tahu, tuhan dan nabi-nabi itu hanya membela agama (nilai-nilai kebaikan) mereka, bukan "diri" mereka sendiri.

Jika anda bertanya pada saya, "Emang kamu ngga marah dihina sama orang?" Saya akan jawab, "Tentu saja saya kadang-kadang marah." Lantas, "Kalau kamu bisa marah, nabi juga bisa marah kan?" Saya jawab lagi, "Tentu, karena nabi juga memiliki perasaan." Nah, "Kalau begitu, jangan salahkan kami dong kalau kami marah gara-gara film itu menghina nabi kami, karena jika nabi kami dihina, beliau pasti marah."

Saya akan terkejut dengan metode pengambilan kesimpulan yang kurang logis seperti ini. Tapi saya tetap akan balik bertanya pada anda:

Pertama, "Sejak kapan nabi anda menitipkan kemarahan pada anda? dan darimana anda mendapat legitimasi untuk mengungkapkan kemarahan dan membunuh bagi seorang nabi yang sudah meninggal dunia?"

Kedua, "Jika anda beragama menurut kitab suci, bisakah anda tunjukkan standar operasional prosedur "Pembelaan dan Pelampiasan Kemarahan atas Penghinaan Terhadap Tuhan dan Nabi anda?"

Ketiga, "Sebenarnya, seberapa tinggi keyakinan anda, jika nabi anda akan marah seandainya melihat tayangan film yang menghina "itu"?"

Kalau pertanyaan terakhir ini ditujukan pada saya, saya bahkan tidak punya keyakinan nabi saya akan marah dan mengajak perang terhadap produser film dan afiliasinya. Dilihat dari sejarah dan rekam jejak nabi saya yang tidak anarkis ketika dihina musuh-musuhnya, saya lebih tidak yakin lagi jika nabi saya akan membunuh orang gara-gara menghina beliau. Tapi yang terpenting, faktanya, nabi saya bahkan belum sempat menonton film yang katanya melecehkan itu. Anda sudah?

Wallahua'lam bisshawaab.

Muhammad Taufik Rahman, Jogjakarta 15 September 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun