Mbah Karim duduk bertekuk kaki di atas
dingklik kecil. Tangannya yang keriput bergerak lincah menggoreskan pisau penatah pada potongan kayu sengon berukuran 8x10 sentimeter. Sesekali ia berhenti, melemaskan jemari tangannya dan menyentuh sigaret
tingwe yang sengaja diselipkan di atas cuping telinga kanan.
KEMBALI KE ARTIKEL