Pada ritual Ojung tahun lalu, kakakku Suleman mendapat giliran berlaga. Ia melawan Datuki, anak juragan tanah yang terkenal di desa kami. Saat itu kakakku kalah telak. Seluruh tubuhnya dipenuhi bilur-bilur disertai kucuran darah akibat sabetan rotan Datuki. Ibu sempat menangis ketika mengompres luka-lukanya.
KEMBALI KE ARTIKEL