Rentetan wawancaranya yang diberitakan HU Pikiran Rakyat sangat berkesan politisi Partai Demokrat ini begitu lugu dan kanak-kanak. Baginya, mobil super mewah itu wajar-wajar saja diadakan. Pasalnya, selama ini ia selalu menggunakan mobil pribadi apabila bepergian ke pelosok Jawa Barat. Misalnya, saat ke Cianjur Selatan, ia "terpaksa" berganti-ganti mobil.
Alih-alih mengerti perasaan rakyat yang diwakilinya, Irfan malah membandingkannya dengan Gubernur Ahmad Heryawan dan Wagub Dede Yusuf yang juga berganti mobil dinas baru. "Kalau dianggap berlebihan atau pemborosan, toh, Gubernur dan Wagub juga sudah pakai mobil baru. Satu hal yang pasti, yang belum punya mobil baru," lanjutnya yang juga dikutip HU Pikiran Rakyat.
Coba Anda bayangkan sendiri saat Irfan diwawancara. Kalau saya, entah kenapa, membayangkan wajah Irfan yang lugu dan innocent saat diwawancara. Ia merengek-rengek seperti anak yang sudah lama tidak dibelikan baju baru sama ibunya. Bukannya sadar ketika ibunya menegur, ia malah membandingkannya dengan saudaranya yang lain. Dengan kata lain, iri alias sirik. Lagi pula, apa yang tersirat ketika ia bilang kinerja dewan akan bagus kalau pakai mobil bagus? Artinya kalau sekadar pakai mobil butut, maka kinerjanya pun butut pula. Hmm, nangis aja sekalian, Pak, di Gasibu sambil kokosodan.