Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Klimaks Ideal Timnas AFF 2012

29 November 2012   18:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:28 1066 3
Masih teringat bagaimana Indonesia mengakhiri perhelatan Piala AFF 2010 dengan antiklimaks. Pertandingan pertama yg begitu perkasa, menjungkalkan musuh bebuyutan Malaysia dengan skor telak 5-1 hingga akhirnya meraih poin penuh di penyisihan grup. Berlaku sebagai tuan rumah, demam tim sepakbola nasional dan euforia kemenangan pun ikut menyedot animo bagi mereka yg sebelumnya bukan penggila bola. Alhasil, puji-pujian pun melayang. Media yg bukan pemegang hak siar (apalagi TV One) dan berbagai acara gosip pun tak ketinggalan menyemarakkan.

Tak banyak yg menyadari bahwa pertandingan semifinal melawan Filipina yg bangkit dengan jajaran pemain naturalisasinya sebenarnya sudah memberi sinyal akan permainan Indonesia yg menurun. Skor kemenangan menjadi tipis dan mental jago kandang keluar. Namun, tentu saja sebagai seorang suporter sejati, keoptimisan tetap harus punya, tak ada yang ingin negaranya kalah perang.

Hanya saja, hal itu tidak disikapi dengan arif. Kemenangan beruntun membuat Indonesia jumawa, merasa telah membawa trofi sebelum dihadapkan dengan final yang sesungguhnya. Tak sepenuhnya salah memang, di pertandingan pertama Malaysia luluh-lantak dicukur 5-1, ini materi pemain yg sama. Terlepas dari kontroversi insiden sinar laser dan pemain yg diinterupsi di ruang ganti saat turun minum, Indonesia yg baru kali itu tanding laga away bagai kehilangan jimat sakti berupa tuah kandang yg selalu menang.

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari proses itu?

Indonesia dimanjakan dengan stok pemain 'terbaik', mendapat giliran tuan rumah bahkan laga yg harusnya away ke Filipina, dan hasil berupa kemenangan beruntun. Saya agak lupa dengan Piala Tigar atau AFF sebelum-sebelumnya dimana Indonesia juga menjadi runner-up empat kali tapi saya pikir tidak berjalan se-antiklimaks ini. Saya tidak mendukung Malaysia, tapi saya sungguh salut mereka bisa juara setelah mengawali turnamen dengan kekalahan telak.

Bagaimana dengan Piala AFF yg tengah berlangsung ini?

Keadaan Piala AFF 2012 sangat kontras dengan dua tahun lalu.  Negara lain mungkin masih menganggap Indonesia sebagai tim unggulan (diperkuat kenyataan semua laga ujicoba Indonesia yang belum pernah kalah) tapi sebaliknya di negeri sendiri, suara suporter terbelah seiring dengan kondisi di jajaran kepengurusan dimana KPSI berkuasa atas klub-klub ISL. Terlepas soal dana yg tak kunjung cair waktu itu, timnas kita yang sekarang membawa banyak muka baru dan pelatih orang Indonesia asli sehingga kualitasnya banyak diragukan. Prediksi itu pun seolah tepat setelah di pertandingan pertama, Indonesia hanya bisa menahan imbang Laos yg langganan menjadi lumbung gol.

Awal yang buruk. Nada pesimistis pun muncul.

Namun, justru karena hal itulah timnas kita menjadi mendapat pelajaran dan pengalaman berharga. Kalau langsung menang apalagi dengan skor telak mengingat lawannya adalah Laos, bisa jadi kita akan besar kepala lagi.

Keraguan banyak orang pun terjawab. Logikanya kalau dihitung secara matematis, Malaysia dulu mengalahkan Indonesia dengan agregat 4-2, tapi kini negara harimau itu dihantam Singapura tiga gol tanpa balas. Belum lagi bicara statistik pertandingan, tim garuda kita belum pernah menang melawan tim singa tsb. Kesimpulannya, bisa apa Indonesia lawan Singapura? Nyatanya, semua terbungkam setelah Indonesia mampu menjungkir-balik prediksi menjadi kemenangan 1-0.

Sudah puaskah?

Tentu tidak. Terlepas dari stretegi jitu Nil Maizar memasukkan Andik di babak kedua, betapa akuratnya tendangan bebas pemain Persebaya itu, fakta bahwa pergerakannya begitu berbahaya sehingga berkali-kali dilanggar lawan (jangankan cuma pemain Singapura, David Beckham saja pernah mendapat kartu kuning karenanya); Indonesia masih kurang akurat dalam passing bola jika dibandingkan dengan umpan-umpan pemain Singapura. Bola itu bundar, selain kekuatan sebuah tim, faktor keberuntungan juga bisa menjadi penentu kemenangan. Nyatanya dua kali shoot on goal  Singapura mengenai mistar gawang, fakta bahwa lini pertahanan kita kecolongan. Pertandingan dan kemenangan kemarin bukanlah proses dan hasil yang sudah bisa membuat kita bernapas lega jika permainan kita masih seperti itu melawan Malaysia di laga penentuan. Malaysia yang seperti di AFF 2010  mempunyai mental bangkit dari kekalahan.

Namun, di sisi lain entah kenapa saya justru senang. Sekali lagi, permulaan dan perjalanan timnas yang sekarang sangat kontras dengan Piala AFF 2010 lalu. Bahwa hasil yg belum optimal ini akan selalu dijadikan dorongan dari Tuhan agar timnas kita terus berbenah diri hingga akhirnya perlahan menemukan skema dan permainan terbaiknya kelak di final sebagai klimaks ideal; klimaks yg indah bagi kita semua, rakyat Indonesia, yang tak pernah berhenti mendukung dan berdoa.

Dua sejarah baru sudah tercipta (seri lawan Laos dan menang lawan Singapura), hanya tinggal satu sejarah yang sangat kita nanti-nantikan.

JUARA PIALA AFF UNTUK PERTAMA KALINYA!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun