Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Growing Pains

13 Oktober 2014   04:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:17 30 0
Apakah hidup seperti ini bahagia? Atau menyedihkan? Bagaimana caraku hidup dalam dunia seperti ini.. bagaimana cara membuat mereka mengerti? haruskah aku melakukan ini, melakukan itu dan lain sebagainya……
Pertanyaan egosentris diatas seringkali terucap dari perilaku mereka, maka tidak terdengar oleh telinga para orang dewasa, maka pentingnya ilmu psikologi dalam pendidikan jelas terlihat disini. Dalam istilah Growing Pains, tidak ada pertumbuhan dalam diri manusia yang hanya menyenangkan hati orang tua .. “eeh senang sekali kamu sudah tumbuh besar ya nak..” yang seringkali mengucap kata itu hanya saudara jauh yang lama tidak bertemu.. namun bagi kita yang sering bertemu dengan wajah-wajah muda dalam interaksi di sekolah yang sedikitnya 3 tahun bersama… istilah Growing Pains dapat terlihat di wajah mereka…

Lalu bagaimana para pendidik jeli melihat Growing Pains, sehingga tidak mudah menilai negative setiap tindakan mereka? Dalam instability mereka terdapat kekuatan besar yang seringkali tidak dimiliki oleh orang dewasa. Mudah berubah arah, berubah pendapat, berubah pandangan… dsb. Bagi orang dewasa yang merasa memiliki prinsip kuat atas kehidupannya akan lebih sulit berubah.

Ada dua jenis kesalahan dalam pelanggaran batasan mereka.. 1) kesalahan tekhnis, dimana si anak karena tidak tau cara memanfaatkan waktu atau sesuatu yang penting bagi dirinya. 2) kesalahan dosa, saat merasa dunia meninggalkannya, mengambil jalan pintas untuk menghibur diri sendiri (prinsip hedonism)
Untuk kategori satu berikan arti penting waktu untuk mereka.. berikan pekerjaan yang banyak menghabiskan waktu mereka untuk sekedar memanfaatkan waktu luang, bermain yang bermanfaat sehingga membuat mereka terkadang lupa mengenai analisis mereka tentang kehidupan.. karena banyak action lah yang menjadi inti kehidupan .. bukan analisis yang berlebihan.

Dan untuk kategori 2 sedikit sulit diprediksi namun sebagai pendidik, kita dapat berusaha mencegah tindakan yang berlanjut pada kehancuran kecerdasan spiritual anak. Seperti untuk anak pada sekolah menegah pertama maupun keatas yang lebih sering terjadi, karena pendidik sedikit melupakan prinsip layanan responsive dimana klien mendapatkan hak untuk ini, mendapatkan pemecahan mesalah pribadi social, belajar dan karir secara langsung.. tidak hanya berfokus pada kesalahan yang mereka perbuat dan akibat dari perbuatan itu…

Namun Kurikulum baru 2013 menawarkan program layanan konseling yang memiliki inti penanaman karakter diri. Program yang disusun berdasarkan hasil analisis needs assessment kebutuhan dan perkembangan peserta didik serta potensi lingkungan yang mendukung pelaksanaan program.

Maka Growing Pains yang seringkali membuat pendidik sulit memahami tindakan peserta didik, dapat sedikit mendapat pencerahan dengan adanya kurikulum 2013. Penanaman karakter dapat membantu melabel tindakan, mengkategorikan, dan membantu mereka mengembangkan diri mereka.
Terimakasih semoga bermanfaat…

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun