Teringat kenangan masa duduk di bangku SD dulu, seorang siswa biasanya baru bisa disebut pintar jika dia jago Matematika meskipun dia lemah dalam mata pelajaran lain. Sebaliknya meskipun ada siswa yang menguasai seluruh mata pelajaran, dia belum bisa disebut pintar jika dia tidak jago Matematika. Sehingga peringkat terbaik di kelaspun banyak didominasi oleh siswa-siswi yang memang jago Matematika. Konon kabarnya, sampai saat ini penilaian seperti itu masih berlaku di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Entah benar atau tidak.
Dalam dunia kerja, penilaian seperti itupun terjadi ketika seorang pegawai tidak menguasai IT. Begitu mudahnya cap 'bodoh' melekat pada diri seorang pegawai ketika dia kurang menguasai teknologi (gaptek). Orang yang tidak menguasai teknologi seakan dianggap rendah keberadaannya, bahkan mungkin dianggap tidak berguna sama sekali. Padahal kalau kita obyektif menilai, banyak pegawai senior yang kaya dengan pengalaman (karena sudah berpuluh-puluh tahun bekerja) sehingga diapun sebenarnya memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain.
Ada satu hal menarik ketika seorang Penjaga kantor lulusan SD yang notabene tiap malam piket di kantor dan sering menghabiskan waktu dengan main game di PC, akhirnya dia jago komputer dan bisa membantu mengerjakan tugas-tugas kantor. Keahliannya bahkan bisa mengalahkan para pegawai lulusan SMA bahkan S1 sekalipun. Tapi walaupun demikian adanya, apakah kita kemudian bisa langsung menarik kesimpulan bahwa Penjaga kantor yang lulusan SD itu lebih pintardari Pegawai lulusan S1 ? dalam bidang Teknologi mungkin benar, tapi dalam bidang-bidang lain yang relevan dengan pekerjaan, belum tentu. Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang bisa disebut pintar/menguasai pekerjaan.
Kepintaran seseorang yang diperoleh secara outodidak memang patut dihargai. Tapi walaupun demikian bukan berarti kita jadi menyepelekan Pendidikan formal. Dari setiap jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seseorang, jelas memiliki dampak positif / nilai lebih bagi orang tersebut. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas dirinya. Sekecil apapun hasil yang bisa diserap dari proses belajar yang ditempuh oleh sesseorang, tetap menumbuhkan new value bagi orang tersebut. Selain bertambah wawasan, hal yang paling menonjol dari semakin meningkatnya pendidikan seseorang adalah perubahan perilaku. Sarjana paling bodoh sekalipun, jelas akan berbeda dari sisi mindset maupun attitude nya dengan seorang lulusan SD.
Pada dasarnya, hidup memang kompetisi. Terlebih dalam dunia kerja, jika kita tidak terus mengasah kemampuan diri, maka lambat laun akan tersingkir dengan sendirinya. Idealnya, pendidikan formal memang harus diimbangi dengan keterampilan yang relevan dengan bidang pekerjaan yang kita geluti. Jika seorang pegawai sudah menempuh tingkat pendidikan yang memadai, kemudian ditunjang dengan skill yang menonjol dan tidak pernah berhenti untuk terus belajar/meningkatkan kemampuan diri, disertai dengan disiplin, tanggungjawab dan loyalitas yang tinggi serta link yang luas, bukan tidak mungkin jika kariernya akan mudah melesat ke level yang lebih tinggi.
Di dunia ini memang banyak orang yang merasa dirinya paling pintar dibanding orang lain. Padahal di atas langit masih ada langit. Sehebat apapun tidak mungkin ada orang yang terlahir tanpa kelemahan. Kepintaran yang melekat pada diri seseorang juga bisa berdampak posittif bisa juga negatif. Jika perilakuya baik, kepintaran itu akan mendekati sikap bijak dan rendah hati. Sebaliknya jika perilakunya buruk, maka kepintaran itu akan melahirkan sikap sombong atau licik. Banyak orang sukses dalam dunia kerja karena memang kualitas dirinya baik. Tapi tak sedikit juga orang yang berhasil menduduki puncak karier karena 'kepintarannya' bermain cerdik. Ke atas pandai mengangkat, ke samping lihai menyikut dan ke bawah tega menginjak.
Meski hidup itu kompetisi, bukan berarti kita harus menghalalkan segala macam cara untuk meraih semua yang kita inginkan. Karier bagus, reputasi baik dan kesuksesan secara umum adalah hak setiap orang. Maka berlomba-lomba lah untuk menjadi yang terbaik diantara yang baik dengan terus meningkatkan kualitas diri kita. Jangan pernah menjatuhkan orang lain semata-mata agar kualitas kita dianggap lebih tinggi dari orang tersebut. Jangan pernah menganggap bodoh orang lain agar kita terlihat jauh lebih pintar dari orang tersebut. Orang pintar yang sebenarnya adalah orang yang selalu merasa bodoh dan ingin terus belajar untuk meningkatkan keilmuannya.