Tak usah bicara tentang partai politik, soalnya sudah bisa dipastikan semua partai politik tentunya menginginkan memiliki jagoan untuk diusung pada Pilpres mendatang.
Jangankan jika mereka (partai politik.Red), mempunyai kader yang dianggap mampu bersaing. Sekalipun tidak, mereka akan berusaha mencari dan mendapatkan sosok atau figur yang "mumpuni" di luar kader untuk dijadikan jagoannya.
Bicara para calon kandidat yang digadang-gadang berpeluang maju pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang, samar-samar memang sudah mulai tampak.
Ya, setidaknya para nama kandidat ini sudah masuk dalam radar lembaga-lembaga survei tanah air.
Siapa saja mereka?
Sejauh ini ada beberapa nama yang konsisten berada dalam lingkaran penjaringan kandidat. Sebut saja, Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa; Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno.
Dari deretan nama calon kandidat tersebut di atas, hasil beberapa lembaga survei hampir selalu menempatkan nama Prabowo Subianto pada urutan pertama. Baik itu dari segi popularitas maupun elektabilitasnya. Sementara untuk calon kandidat lainnya masih terjadi fluktuatif.
Beberapa bulan ke belakang, nama Anies selalu mampu mengangkangi nama kandidat lainnya di luar Prabowo Subianto berdasarkan hasil lembaga survei. Sebut saja lembaga tersebut adalah Median dan Chatra Politika.
Tapi, belum lama ini hasil lembaga survei terbaru datang dari Indikator Politik Indonesia. Hasil lembaga survei yang dipimpin oleh Burhanudin Muhtadi ini menunjukan perubahan posisi dari beberapa nama kandidat dari sisi elektabilitas.
Yang paling mencolok yaitu naiknya posisi Ganjar Pranowo ke posisi ke-2 mengangkangi Anies Baswedan. Sementara posisi pertama masih tetap dipegang oleh Prabowo Subianto.
Berikut hasil survei selengkapnya, dikutip dari Kompas.com.
1. Prabowo Subianto (Mei 14,1 persen; Februari 22,2 persen)