Disini, bumi kian beku, dalam sepi, menua dan renta
Rapuh, meski urat nadiku menegang menerjang gemuruhnya suara mesin menerjang rintiknya hujan
Entah kenapa?
Begitu sulit mengikuti jejak jawaban yang kau taburkan
Bila engkau bertanya tentang rasa sakit? Sabetan pedang tidak akan membuat darahku jatuh meski hanya satu titik sebesar gerimis
Jauh di dalam rongga di tengah dada, ada luka menganga menanti engkau yang diselimuti buramnya kabut tak pasti