Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Counter Attack ala Anies, Akankah Sri Mulyani tak Berkutik?

8 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:30 2185 10
COUNTER attack, akrab kita dengar dalam istilah sepak bola. Dalam cabang olahraga bola sepak ini, taktik counter attack biasanya dilakukan oleh tim yang tidak sanggup mengimbangi lawan dengan open play atau permainan terbuka.

Dengan kata lain, counter attack adalah antitesis dari permainan sepak bola menyerang. Yaitu, sebuau taktik serangan balik yang dilakukan oleh sebuah tim yang berada di posisi bertahan dan merancang serangan tiba-tiba kedepan dengan mengirimkan bola langsung kedepan, baik dengan umpan lambung atau umpan terobosan kedepan.

Taktik counter attack atau serangan balik biasanya dilakukan oleh tim-tim yang secara kualitas permainan berada di bawah tim lawan. Biasanya taktik ini dilakukan oleh tim-tim yang tidak diunggulkan dan selalu berada dalam tekanan tim lawan.

Taktik tersebut cukup populer dan efektif membuat frustrasi tim yang tampil menyerang atau mengandalkan penguasaan bola. Formasi yang digunakan biasanya menumpuk pemain di jantung pertahanan, sambil memancing tim lawan masuk perangkap.

Baru, setelah tim berhasil memancing keluar para pemain lawan untuk maju menyerang, disaat itulah tim segera mengumpan bola kedepan untuk disambut oleh seorang pemain. Biasanya, pemain tersebut adalah seorang penyerang yang gesit plus memiliki kemampuan menguasai bola diatas rata-rata dalam melewati para pemain bertahan lawan yang tersisa, bahkan termasuk kiper sendiri untuk segera mencetak gol.

Meski di era sepak bola modern seperti sekarang takti dengan menggunakan counter attack kurang disukai penonton, tapi tak jarang strategi permainan seperti ini membuahkan hasil positif.

Lalu apa kaitannya counter attack dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebenarnya tidak ada kaitannya. Cuma jika dikaitkan atau digunakan ilmu cocokologi, dengan peristiwa yang belum lama ini terjadi, boleh jadi tak ada salahnya juga disematkan.

Peristiwa itu sendiri terjadi beberapa waktu lalu, dimana Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyerang Anies Baswedan dengan melemparkan pernyataan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah tidak lagi memiliki anggaran untuk memberikan bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi virus corona atau covid-19.

Dengan adanya ungkapan yang dilemparkan oleh Sri Mulyani tersebut, seolah telah membuat Anies Baswesan mati kutu. Terbukti, dia tidak langsung merespon balik.

Wajar jika akhirnya ada anggapan bahwa pengakuan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang anggaran untuk bantuan sosial bagi masyarakat terdampak covid-19 tersebut aman, hanya karangan semata.

Tapi, anggapan tersebut akhirnya terbantahkan. Tiba-tiba saja, Anies membantah tudingan Menkeu Sri Mulyani. Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 5,033 triliun untuk pendistribusian bansos.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun