Di Indonesia, May Day kerap diwarnai dengan aksi-aksi unjuk rasa yang tersebar di hampir seluruh penjuru tanah air. Meski, sudah barang tentu, pusat kegiatan atau aksi paling besar selalu saja terjadi di Ibu kota, Jakarta.
Seperti telah disinggung pada paragraf pertama, setiap aksi May Day di negara manapun selalu diselipkan beragam tuntutan. Pun dengan para biruh yang berada di tanah air berlaku hal serupa. Namun yang paling sering diungkapkan tiap kali demo May Day yaitu menuntut peningkatan kesejahteraan buruh, antara lain dengan menghapuskan sistem kerja kontrak dan reformasi sistem jaminan sosial.
Bahkan, sebagai bumbu dari aksi-aksi yang melibatkan ribuan bahkan puluhan ribuan warga buruh dalam setiap May Day ini hampir selalu terjadi bentrokan dengan aparat kemanan. Ini menandakan aksi May Day memang selalu hidup, penuh warna dan cerita, serta rasa "amarah" yang diekspresikan para pendemo terhadap praktik-praktik kapitalisme.
Ekspresi seperti tersebut di atas seolah telah menjadi agenda rutin tahunan yang terjadi tiap tanggal 1 Mei.
Namun, untuk May Day tahun 2020 ini benar-benar jauh dari biasanya. Tak ada aksi demo, tak ada unjuk rasa, tak ada suara teriakan keras memekakan telinga dan tak ada yel-yel yang biasanya disuarakan oleh masing-masing serikat pekerja. Ya, May Day 1 Mei 2020 tak ada kerumunan massa yang melibatkan ribuan orang, lazimnya terjadi ada tahun-tahun sebelumnya.
Kenapa?
Ya, semuanya gara-gara pandemi virus corona atau covid-19. Virus yang berasal dari Kota Wuhan, China ini telah memaksa sejumlah negara-negara di dunia termasuk Indonesia membatasi pergerakan warganya dan melarang kerumunan.
Imbasnya tak bisa berdemo ramai-ramai san May Day seolah tak ada rohnya alias tak bernyawa. Aksi buruh yang kadang cenderung kasar dan keras hingga terjadi bentrok seperti yang terjadi pada tahun lalu di beberapa daerah temasuk Jakarta, tidak bisa kita saksikan kali ini.
May Day hari ini hanya bisa diperingati melalui jaringan online dengan memanfaatkan teknologi informasi. Meski tak bisa berkumpul ramai-ramai, pesan dan segala aspirasi para buruh yang penting bisa tersampaikan.
Sejarah Singkat May Day
Apa yang terjadi hari ini tentang hari buruh internasional. Kita hanya lebih mengenal atau mengetahui hari buruh internasional yang kemudian terkenal dengan istilah May Day dan diperingati tiap tanggal 1 Mei dengan aksi-aksi tuntutan sambil turun ke jalan.
Namun sesungguhnya, apa yang menjadi dasar mereka (para buruh yang tersebar di seluruh dunia) turun ke jalan dengan beragam aksi demo dan kenapa pula disebut May Day dan kapan hari buruh ini pertama kali terjadi?
Seperti dilansir dari Wikipedia Indoneia, May Day bagian dari rentetan perjuangan panjang kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial.
Adapun, sejarahnya berawal dari gerakan buruh di Amerika Serikat pada 1806. Kala itu pekerja Cordwainers mogok kerja agar tuntutanya jam kerja 19 jam hingga 20 jam dalam sehari dikurangi.
Perjuangan melawan koorporasi digerakkan pekerja di AS kemudian gaungnya sampai ke negara-negara lain, hingga akhirnya para pekerja di berbagai negara ini berani mengorganisasikan diri untuk menuntut hak-haknya. Terbentuklah asosiasi-asosiasi pekerja.
Asosiasi Pekerja International menggelar kongres pertama pada 3-8 September 1866 di Jenewa, Swiss. Musyawarah dihadiri sejumlah delegasi organisasi pekerja dari berbagai negara. Salah satunya menetapkan secara universal jam kerja sehari 8 jam.
Kongres juga menetapkan 1 Mei sebagai Hari Perjuangan Kelas Pekerja Dunia. Ini tak lepas dari inspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada 1878. Kemudian demo besar-besaran sekitar 400 ribu buruh di AS pada 1 Mei 1886, menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam. Tuntutan itu sukses setelah aksi selama empat hari menewaskan ratusan orang.
Nah, Dari peristiwa yang terjadi di AS tersebut, kongres sosialis dunia menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.
Demikian sekelumit kisah atau sejarah tentang alasan tiap 1 Mei dirayakan sebagai hari buruh internasional atau May Day.
Saya hanya bisa berharap, bertepatan dengan May Day, nasib para buruh dimanapun berada, terutama Indonesia bisa mendapatkan apa yang yang mereka tuntut.
Salam