Betapa tidak, virus yang ditemukan Desember 2019 lalu ini, telah menghilangkan ribuan korban jiwa yang tersebar di berbagai negara dengan China masih menjadi kontributor terbanyak.
Update lengkapnya hingga Minggu, (1/3/2020), dilansir dari Kompas.com yang juga mengutip dari SCMP, total jumlah yang positip terinfeksi virus corona secara global adalah 86.529 dan 2.979 kasus dinyatakan meninggal dunia.
Sementara jumlah penyebaran negara yang telah mengkomfirmasi adanya temuan infeksi virus corona juga terus bertambah menjadi 61 negara. Di mana 5 urutan terbanyak kasus adalah China, Korea Selatan, Italia, Iran dan Jepang.
Sejatinya dengan begitu masiv penyebaran virus yang asalnya datang dari wilayah Wuhan, Provinsi Hubei, China ini menjadi kepedulian dan keprihatinan semua pihak tanpa kecuali.
Bukan malah sebaliknya, masih ada saja pihak-pihak atau oknum-oknum tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi ini hanya demi kepentingan atau kepuasan pribadi maupun golongan tertentu.
Maksud penulis di sini adalah, masih ada orang-orang yang tega menyebarkan berita bohong atau hoax di tengah-tengah situasi genting. Dalam hal ini, terhadap ancaman bahayanya penyebaran virus corona.
Orang-orang tidak bertanggung jawab ini seolah tidak paham atau mungkin pura-pura tidak paham dengan dampak dari kebohongan yang dibuatnya.
Hoax itu adalah momok yang sangat diperangi oleh negara di belahan manapun, karena tak ubahnya seperti peredaran narkotika atau pornografi. Bila penyebarannya terus dibiarkan tentunya akan atau bisa membahayakan dan merugikan banyak pihak.
Salah satu contoh hoax yang saat ini tengah menjadi trending topic terkait mewabahnya virus corona adalah menyangkut diri seorang pemimpin besar umat Katolik, Paus Fransiskus. Dikabarkan, virus corona telah menjangkiti Paus dan dua pembantunya.
KEMBALI KE ARTIKEL