SENJA itu, lembayung pemerkan indahnya jingga. Namun perlahan, kabut hitam berfose singkirkan segala indah dari sang pencipta. Lalu, udara dingin merasuk menembus pori-pori kulit Jaka yang sedang termenung di depan sebuah gubuk sederhana, yang selalu menjadi saksi bisu dari ribuan sandiwara kehidupan yang ia hadapi bersama ibu dan kakak perempuannya. Di gubuk itu, segala duka nestapa, dan tawa bahagia menjadi lakon dari keluarga kecil dan sederhana.
KEMBALI KE ARTIKEL