Jengah, marah dan kecewa, pada wanita di bumi buka aurat merayu pria
Meliuk, merayu dan menggoda seolah tak ada norma
Memupuk dosa di ujung trotoar jalanan terbuka.
Semilir angin pada pekat malam, bintang pun enggan berkedip
Risih, sedih dan menangis, pada wanita yang hanya jadi pemuas nafsu sang kurcaci
Kurcaci hati para pria yang sudah lupa akan ancaman Illahi
Hanya demi menuruti kata hati dan nafsu birahi
Semilir angin pada pekat malam, ada pesan dari sebrang sana
Di mengerti oleh si nona, lalu bersuara selembut sutera
Mesra, menggoda, mengerlingkan mata sambil mematok harga
Lalu keduanya pergi dari ujung trotoar menuju sepetak kamar demi surga dunia
Di ujung trotoar jalanan terbuka kau menunggu mereka
Para pria lemah iman yang hanya tahu nafsu semata
Di ujung trotor jalanan terbuka, kau hinakan diri jadi budak nafsu kaum pria
Tanpa kau sadari harta yang kau punya tak akan bisa selamatkan dari amukan dosa
Semilir angin pada pekat malam, rembulan pun enggan bersua
Jengah, marah dan kecewa pada wanita yang ada di ujung trotoar jalanan terbuka
Sumedang, 26 Agustus 2019