Aku tidak berharap ada disana, saat kau membaca ini.
Sulit bagiku bicara serius di depanmu, karena selama ini kita lebih seperti anjing dan kucing, oh tidak aku lebih suka menyebut kita tom dan jerry. Sampai jumpa lain waktu, saat mungkin perasaan ini sudah berubah. Selamat tinggal pengisi hatiku.
Vidia
Ia melipat kertas itu, hati-hati. Kertas yang telah lusuh, karena dibacanya berulang kali sejak tiga bulan silam, sehari setelah keberangkatan Vidia untuk menggapai mimpinya ke Jepang. Ditatapnya lagi tiket dengan tujuan Jepang yang ada di tangannya. “Aku akan nyusul kamu Vid, dan tidak akan kubiarkan rasa itu berubah,” ucap Arven mantap.