Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Karcis Parkir Seharga Dua Ratus Ribu

30 Agustus 2012   00:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 211 0
Mumpung liburan sekolah (bertepatan dengan hari raya Nyepi), saya isi dengan shopping buku dan kitab. Kebetulan ada titipan dari guru sekolah untuk dibelikan kitab Taqrirot Assadidah. Kebetulan saya juga ingin membeli buku trilogi tentang paham Wahabi, karangan Syaikh Idahram yang menjadi best seller.

Tujuan pertama ke toko Al Quds, di dekat UIN Maliki Malang. Setelah itu, saya melanjutkan ke toko buku Toga Mas. Berhubung uang tunai yang saya bawa dirasa tidak mencukupi, saya mengambil di ATM BRI di depan Plaza Dieng. Segera saya parkir sepeda, dan disodori karcis oleh juru parkir. Sayapun langsung bergegas menuju ATM yang tidak jauh. Di saat hendak masuk, saya disodori amplop kosong oleh dua bocah pengemis. "Hem..kreatif juga nih anak. Nunggu di depan pintu ATM sambil menyodorkan amplop". Ucapku dalam hati. Sayapun tersenyum dengan ulahnya.

Saya masuk ruang ATM. Di dalam, aku ambil seribuan, lalu kumasukkan ke amplop tadi. Lalu saya ambil kartu ATM saya. Saya tekan enam digit PIN, lalu nominal 200 ribu. Selang beberapa detik. Terpampang di layar "SILAHKAN AMBIL UANG ANDA. APAKAH ANDA INGIN MELAKUKAN TRANSAKSI LAIN?". Saya tekan tombol TIDAK. Sebelum keluar, struk penarikan uang saya buang ke tong sampah. Kemudian saya keluar dan menyerahkan amplop yang berisi seribuan kepada dua bocah tadi. Lalu saya bersegera menuju motor saya.

Sesampai di tempat parkir, saya merogoh saku untuk mengambil karcis parkir. Tidak ada!. Sekali lagi, saya cari karcis itu di saku celana, baju, bahkan dompet, tidak ada. Sayapun berinisiatif kembali ke ATM, siapa tahu tertinggal di sana. Ketika saya masuk, mata saya langsung menuju ke mesin ATM, masyaallah! Di sana ada uang 200 ribu yang baru saja saya ambil. Namun saya lupa mengambilnya. Uang itu masih tetap menempel di lubang uang ATM.

Alhamdulillah ya Allah....di balik lupa yang saya alami akan karcis parkir, lalu sedekah kepada bocah (walau tidak seberapa), ternyata ada hikmah yang besar. Allah menuntun saya untuk mengingatkan pada uang saya. Begitu indahnya skenario yang Allah buat.

(Jum'at, 22 Maret 2012)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun