di bibir Situ Sanghyang, yang kecupnya hangatkan batin
aku menunggu airmata membelai kesakitan demi kesakitan
dua orang penjaring ikan di atas rakitnya yang pilu
mengayuh kepedihan untuk melajukan kehidupan
di bibir Situ Sanghyang yang udaranya sejuk seperti mataMu
aku tenggelam di kedalaman kepahitan hidup yang luka
ketika seorang penjaring ikan melemparkan jalanya
aku terjaring bersama ikan-ikan kecil yang duka
di bibir Situ Sanghyang dua orang pemancing ikan
melemparkan kail sembari menghisap sebatang rokok
lalu aku yang khatam menghapal kesedihan
menulis puisi di bawah pohon jati yang tingginya dua meteran
Tasikmalaya 2021