Tanggal 5 Juli 2014 adalah hari ulang tahun kelahiranku menjadi “anak Panti”. Begitu banyak cerita dan perjalanan yang aku lalui, sebelum semuanya hilang dan terlupakan rasanya tidak salah jika aku rangkai dalam sebuah catatan harian. Sepuluh tahun yang lalu ketika aku memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan meninggalkan ibuku yang saat itu sedang sakit. Jangankan untuk membiayaiku melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas, untuk mengurusi dirinya saja ibu sudah membutuhkan bantuan orang lain. Tidak lagi bisa mencari uang dan hanya mengandalkan harta peninggalan mbah dan hasil jerih payahnya ketika ibu masih sehat. Penyakit yang dideritanya memerlukan uang besar untuk mengobati, bahkan ibu harus melakukan operasi yang tentu memerlukan biaya puluhan juta, akhirnya keluarga memutuskan untuk menjual sebidang tanah untuk operasi tersebut.