Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Air Mata Penantian

28 Januari 2020   17:08 Diperbarui: 28 Januari 2020   17:19 60 8
Air mata mengaliri pekarangan
lewat tembang kenangan
menerobos dalam jenis masakan
akan aku sajikan

Sapu untuk taman
masih tergeletak salah tempat
beberapa jenis bunga layu dan mati perlahan
sementara tak kuasa melihat

Tumpukan surat tak beringsut dari kotak
kau pinta aku membacanya satu persatu
katanya itu berita darimu
aku ingin segaris senyummu tampak

Lihatlah,
pagar rumah kita
rumput-rumput liar memakan dindingnya
perlahan tak kentara

Aku bisa apa?

Sementara aku masih di sini
mengingat-ingat syair yang pernah kau nyanyikan
bersama dawai sepi
menantimu kembali membawa harapan

(Sungai Limas, 28 Januari 2020)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun