Malam hadir membunuh amarah, merajam lelah, menyiram resah. Malam tempat berkeluh kesah, duduk bersimpuh, tunduk menghiba pasrah, pada Tuhan adukan semesta gelisah.
Kala malam sudah berada di tengah, segenap insan mulai terbuai pelukan mimpi. Entah itu apakah mimpi indah? Mimpi merasuk sukma, membawa segenap insan terlena. Namun adakah masih insan setia?
Setia mengubur mimpi di bibir malam, memuja asma pada selaksa do'a. Berperang melawan kantuk, singkirkan selimut membalut badan. Basuh wajah pada air penyejuk jiwa. Biarkanlah begitu, dan selalu begitu waktu malammu. Biarkan mimpimu terkubur di bibir malam. Biarlah do'amu menyertai kepergiannya untuk memecah hening malam.
(Sungai Limas, 4 Januari 2020)