Langit cerah berhias taburan bintang. Kerlipan bintang dituntun cahaya rembulan, hingga menembus relung hati yang dalam.
Akulah awan perindu sejati rembulan. Resah menanti karena hatiku telah tertawan. Jangan biarkan diriku berlalu tanpa arah tujuan. Setia menatap langit, walau hadirmu hanya bayangan.
Wajah rembulan terbayang selalu. Pancaranmu menyejukkan kalbu. Membasuh segenap pilu. Janganlah nanti cepat berlalu.
Akulah awan sang perindu rembulan. Tutur bahasamu membawa kedamaian. Jentikan tanganmu menepis segala keburukan. Senyum manismu menghapus segala dugaan.
Padamu rembulan, bacalah surat dalam segenap ungkapan. Tersusun dalam bait-bait kerinduan. Akulah awan perindu rembulan, namun rasa kita tetap tunduk pada kehendak Tuhan.
(Sungai Limas, 24 Maret 2019)