Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Kota Kuno Babilonia yang Bersejarah

29 Agustus 2024   17:42 Diperbarui: 29 Agustus 2024   17:46 162 19


Oleh: Eko Windarto

Babilonia, juga sering disebut dengan Babel, merupakan kota kuno yang didirikan di tepi Sungai Efrat, di daerah antara Teluk Persia dan Laut Mati di wilayah Mesopotamia yang sekarang menjadi Irak. Kota ini adalah kota terbesar di dunia kuno dan menjadi pusat kebudayaan dan agama.

Dalam Alquran, Babilonia disebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 102 sehubungan dengan kisah dua malaikat, Harut dan Marut, yang dilakukan ujicoba oleh Allah SWT. Ayat ini juga merujuk pada penggunaan sihir pada masa Nabi Sulaiman, di mana disebutkan bahwa para malaikat Harut dan Marut diutus ke Babilonia untuk menguji manusia.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran, bangsa Babilonia dikenal dengan kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu keahlian khas mereka adalah dalam bidang matematika dan astronomi. Bahkan mereka dapat membangun menara Babel yang legendaris dengan sangat kompleks dan besar. Raja Nebukadnezar II adalah salah satu penguasa kuno yang menyukai kebudayaan Babilonia dan dikenal sebagai pembangun kembali kota tersebut setelah perang dengan bangsa Asyur pada abad ke-7 SM.

Babilonia membentuk sebuah kekaisaran yang menguasai Mesopotamia selama kurang lebih 500 tahun hingga akhirnya jatuh ke tangan Persia pada tahun 539 SM. Penduduknya kemudian beralih ke dalam agama baru yang mampu memberikan perlindungan dan mengembalikan kemakmuran mereka, yakni agama Islam.

Meskipun tidak ada lagi bangsa Babilonia yang ada di zaman modern, namun kota tersebut masih tetap menjadi tempat yang menarik bagi para sejarawan dan peneliti. Sejumlah reruntuhan bangunan dan bangunan bersejarah masih ada di area tersebut, termasuk gerbang Ishtar, menara Babel, istana raja-raja Babilonia, dan kuil-kuil mereka.

Dalam konteks sejarah Islam, kisah Kota Babilonia memiliki makna penting yang sebagai pengingat akan zaman pra-Islam dan memperkuat keimanan umat Islam. Dalam kisah Harut dan Marut, Alquran memberi pesan bahwa pengetahuan sihir, meski memiliki kegunaan tertentu, namun dapat mengakibatkan kerusakan dan membahayakan orang-orang yang menggunakannya. Sehingga, Alquran menekankan pentingnya untuk senantiasa merujuk kepada ajaran Allah SWT dan menjauhi penggunaan sihir dalam kehidupan.

Kota Babilonia, yang dulunya merupakan pusat kebudayaan dan religi, telah menjadi lokasi yang penting dalam sejarah dunia dan agama. Kota ini bukan hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran dan pengetahuan.

Babilonia memiliki keahlian khusus dalam bidang matematika dan astronomi. Mereka membangun observatorium yang sangat canggih dan menorehkan prestasi besar dalam pengetahuan tentang bintang dan planet. Oleh karena itu, para ahli sejarah dan ilmuwan terus mengunjungi wilayah ini, untuk mempelajari peradaban kuno dan pengetahuan mereka.

Pada abad ke-6 SM, kota ini dikuasai oleh Kekaisaran Persia, dan kemudian Rome. Pada tahun 630 M, kota ini jatuh ke tangan umat Islam, ketika Khalifah Umar mengambil alih Baghdad. Kota ini menjadi bagian dari wilayah Khalifah Umar dan terus berkembang sebagai pusat pembelajaran dan perdagangan.

Kota Babilonia memainkan peran penting dalam sejarah Islam. Selama pemerintahan Khalifah Umar, para ilmuwan dan pembelajar Islam datang ke kota ini untuk belajar dan meningkatkan kepandaian mereka. Kota ini terus bertahan sebagai pusat pembelajaran dan agama ketika Islam menyebar ke seluruh dunia dan memainkan peran penting dalam sejarah Islam dan dunia.

Dalam Al-Quran, kota Babilonia disebutkan dalam beberapa ayat sebagai tempat ujian yang dilakukan oleh Allah kepada manusia. Salah satu ayat yang terkenal mengenai kota ini adalah Surat Al-Fathir ayat 41 yang menjelaskan bahwa "Allah tidak menurunkan hujan dari langit kecuali dengan izin-Nya dan Allah mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan dihasilkan besok, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui di mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Pentingnya Babilonia dalam sejarah dan agama membuat kota ini menjadi pusat perhatian. Saat ini, beberapa situs arkeologi di kota ini masih dapat dikunjungi, seperti istana Nebukadnezar II dan besar menara Babel yang terkenal. Sisa-sisa arsitektur kuno dan artefak ditemukan di situs tersebut menunjukkan keterampilan dan keahlian pembangunan Babilonia dan menunjukkan pentingnya kota ini dalam sejarah manusia.

Akhir kata, meskipun Babilonia telah lama lenyap, pentingnya kota ini dalam sejarah manusia masih terus dikenang dan diakui. Sebagai tempat bersejarah, kota ini menawarkan pemahaman yang lebih baik tentang asal-usul kebudayaan dan agama. Oleh karena itu, menjaga dan mempelajari warisan sejarah ini harus terus dilakukan untuk menghormati benua asal manusia dan kemajuan peradaban manusia.

***

Sekar Putih, 2982024

Beberapa sumber data yang secara spesifik digunakan dalam penulisan artikel ini antara lain seperti:

"Babylon." Encyclopdia Britannica. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://www.britannica.com/place/Babylon-ancient-city-Mesopotamia-Asia

"Babylon." Ancient History Encyclopedia. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://www.ancient.eu/Babylon/

"Babylon, Mesopotamia." UNESCO World Heritage Centre. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://whc.unesco.org/en/list/278/

"Harut and Marut." The Message Magazine. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://messageinternational.org/harut-and-marut/

"The Tower of Babel." Genesis 11:1-9. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://www.biblegateway.com/passage/?search=genesis%2011:1-9&version=NKJV

"Babylon in Islamic History." Mufti Menk. Diakses pada 21 Agustus 2021, dari https://www.youtube.com/watch?v=byvKXryyheI

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun