Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jalur MTB NuRA (New RA)

14 November 2012   11:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:23 459 0
23 Januari 2011 Hasrat saya dan teman untuk mencoba gowes di jalur NuRA menggebu-gebu…. disela-sela kesibukan saya coba atur waktu untuk gowes disana 6.35 sampe gadog, udah ada Hasim Cahyadi, Dian Widyanarko, Aldi,  Aditya, Binoval, Chandra, Bakti Alamsyah dan pak Ramelan, sementara Andre Wang dan Agung masih di belakang saya 7.15 semua sepeda sdh naik angkot, kita sampe di warung mang ade jam 8.00, seperti biasa sarapan nasi goreng dan teh manis panas untuk supply tenaga. 8.15 siap2 sepeda dan dan check semua perlengkapan lenong, om dian matanya mulai jereng karena selalu lirik2 protektor barunya… Ehm…. Sementara Hasim makin percaya diri karena Rudi guguk kalah taruhan, Hasim menang WO Kedudukan seimbang, 1-1 Jalur baru ini mewajibkan penggowes mengisi buku tamu dan menyumbang Rp. 10.000,- untuk biaya pemeliharaan track. Selain itu disediakan juga rekan-2 marshalling yang siap memandu anda memasuki jalur ini 8.30 kami mulai gowes masuk jalur baru RA (NuRA) Cuaca cerah dan dingin, sayang tidak ada kabut. Udara dingin puncak berhembus di sela2 baju kami. Menu pertama kami adalah tanjakan aspal… Sumpah serapah mulai keluar dari mulut teman2…. Aneh…Ngambek tapi tetap gowes…. Hahahaha kalo  kata orang sunda mah dipoyok dilebok, om Bakti keliatan jengkel banget sampai ubunnya, dia bilang : “ini mah tanjakan ngepet” hihihi… ayo gowes terus ommmm Jurig DH.. Andre Wang mulai nanjak… Sok mangga tipayun… Saya ikuti aja… Voor dulu ahhh…  Akhirnya dia menyerah… Hihihi… Ada masalah di RD Rombongan srimulat yang lain tetap gowes sampai jalur masuk off road… Uhuyyyyy turunan…. Satu persatu kami mulai masuk turunan itu… Dengan harapan akan turun terus sampai gunung mas.. Ooohhhhhhh tetapi… Turunan hanya sebentar… Beberapa raja tanjakan mulai bernafas lega, akhirnya ketemu juga tanjakan yang dinanti nanti.. bagaimana dengan Andre? hehehe dia manyun liat dihadapannya ada tanjakan lucu dan imut Untung tanjakan tidak terlalu panjang, sisa hujan semalam menyisakan lumpur dan bebatuan licin, banyak area yang tidak gowesable. Trek yang sempit dan licin sempat membuat ciut nyali beberapa goweser. Di sebelah kanan kami tersaji pemandangan indah, kabut mulai turun menyelimuti bukit2 disekitar kami. Mantab pemandangannya, bisa jadi penghibur mata…. kabut mulai turun perlahan Dengkul kami mulai ngepul… nafas mulai tersengal-sengal, saya lihat GPS  owww ternyata sudah di 1500 m dpl. Sepertinya harus istirahat nih…  Di depan ada rombongan goweser lain, mereka bilang pak ke depan sedikit, ada tempat istirahat, saya gowes aja karena tinggal sedikit lagi, tapi ternyata ??? Upssss ini dinding atawa tanjakan? mau ga mau saya dorong deh… terrrrrnyaaataa… semuanya dorong sepeda alias TTB ditanjakan tembok itu…hihihi Di atas dinding bin tanjakan itu ada tempat parkir sepeda, inilah tempat istirahat resmi yang pertama. Tempatnya enak, di Gunung Kekeban dan disediakan tempat parkir sepeda… lho? ternyata sepeda didahulukan, tempat duduk buat gowesernya kurang euy Usai melepas lelah dan hasrat narsis, kami mulai gowes lagi, katanya sih ini turunan semua dan single track… Mata Andre Wang langsung molotot senang… “Pak, saya duluan ya” ….euleuh jurig turunan serasa dapet maenan baru… Seperti biasa dia langsung melesat jauh ke depan sementara saya kesulitan untuk mengikuti dari dekat… Team srimulat yang lain masih di belakang, saya dan Andre menyusuri turunan tanah, pohon2 masih rimbun di kiri kanan kami, sebelah kiri dinding tanah dan disebelah kanan ada jurang kecil, sekitar 30 meter lah dalemnya. Jalur yang kami lalui masih berupa tanah gembur sehingga menyulitkan kami untuk gowes, pemilihan ban sangat menentukan kenyamanan gowes di jalur NuRA. Saya menggunakan ban Maxxis HighRoller 26 x 2.10, beberapa teman menggunakan ban dengan profil yang lebih besar. Di beberapa tempat ada batang pohon melintang di tengah jalur kami, salah satu teman kami bahkan pantatnya nyangkut…. halahhh.. Enak bener sepeda melaju tanpa ada lumpur nyangkut, saya dan andre gowes di posisi depan, andre si jurig pudunan ngegelenyeng melaju, sementara saya hanya bisa ngikutin tanpa bisa nyusul Tanpa sadar saya dan andre ada di depan, hanya berdua di tengah hutan lebat, priwitan saya bunyikan ga ada jawaban.. Ga lucu nih.. Dengan alasan menunggu yang lain saya berdua berhenti, agak lama menunggu ternyata ada musibah di belakang, pak Ramelan (ayahnya sigit) jatuh di single track, Bukan jatuh sembarang jatuh, tapi dia nyusruk masuk jurang 30 meter, rupanya dia kehilangan pijakan kaki saat sepeda oleng, jadi aja ngagulitik ke bawah, teman2 was was takut beliau terluka, om idan langsung loncat dan memanggil…. “Pak Sigit !!!! Pak Sigit !!!… Pak Sigit ga apa2 ?” Ada jawab dari dasar jurang…. “Aman pak” Begitu tau aman om idan dan juru kamera, aldi segera ambil kamera dan BB untuk mengabadikan kejadian bersejarah itu. Lucunya, dia dipanggil nama pak sigit, padahal namanya Ramelan… Hihihi… Nyaut juga… Setelah dipastikan ga ada masalah dengan fisik Pak Ramelan,  kami melaju turun… Kali ini ada 2 pilihan, track DH atau XC ? Saya, Andre, Idan dan Agung memilih track DH, sementara pasukan srimulat yang lain masuk trek XC. Eeeebusetttt ada dropp off 2 x 5 meter ?????? pertama 5 meter lanjut 5 meter lagi… huffftttt Ahhhh untung tanahnya becek, saya dan agung ada alesan dorong, sementara idan dan andre coba gowes, pertama idan… Lolos… Andre Wang menyusul gowes… dannnnn eeh eeh… Owww gussssrakkkkkk gedebummmm badan besar andre terjerembab jatuh, Refleks kami semua mengeluarkan camera…. Lhoooo koq ga bangun2…?? Ternyata andre sedang duduk megang dadanya… “Kunaon Ndre ?” Kata andre… “Dada gue ketusuk kayu” Saya dan idan sempat lihat kayunya? Astagfirulah !!! Ternyata pohon dan ujungnya tajam seperti bambu runcing.. Eeeeee om idan malahan megang pohonnya dan ngelus2 pohon itu.. “Ga apa2 lah ini ga keras koq” sementara andre masih meringis kesakitan, bajunya dibuka ternyata dadanya masih utuh… Gassssss Ga lama kami ketemu persimpangan, ternyata itu titik temu jalur XC dan DH.. Ada pak Ramelan, yg lain masih di belakang nungguin Dian sedang ganti ban dalem. Ternyata jalur DH lumayan motong jalan, sementara jalur XC agak memutar. Track NU RA ini menyediakan beberapa alternatif jakur XC dan DH, kalau ingin mencoba jangan ragu karena pasti akan ketemu lagi di titik yang sama. Jalur XC lumayan sulit juga kalau tanahnya becek, beberapa goweser sempat jatuh disana Menyusuri jalanan tanah sarat dengan turunan, asik juga karena gowesable, tak lama kami sampe Perkebunan Gunung Mas, ada perumahan penduduk.. ya ya ya lumayan bisa numpang ngaso Jalur NuRA ini memberi berkah pada penduduk sekitar, jasa cuci sepeda, hanya dengan Rp. 5.000 mereka akan cuci sepeda kita, lumpur yang nempel di RD, FD, Fork dan ban akan menjadi potensi kerusakan. Tak lama pak Ramelan datang, TTB.. Kenapa pak? Ooowwww ternyata anting RD patah… selidik punya selidik ternyata akibat ada ranting nyangkut di RD Om Nakti dengan sigap membantu, kabel dipotong, rantai dipotong dibuat single speed aja supaya bisa tetap gowes. Pak Ramelan balik kanan, beliau pilih utk kembali ke gadog, sementara kami lanjut gowes melalui jakur clasic RA. Tetap tidak lupa, foto-2 sebelum gowes Tanjakan ngehe dan jalur lain sudah sering ada ceritanya, nothing special… Di akhir perjalanan kami diberi hadiah hujan lebat, lumayan sepeda jadi bersih. Jalur NuRA akan lebih nikmat kalau musim panas dan atau tidak basah, karena ada sensasi tersendiri gowes di jalur ini. banyak jalur yang bisa digowes kalau kering, sayang hari ini jalur basah…, tapi lain kali kami pasti akan kembali ke sini untuk menikmati alam dan merasakan sensasi gowes di NuRA Tips : - Gunakan Protector - Bawa Obat Pribadi - Tools lengkap - Ban dalam cadangan - Kalau bisa bawa anting (rear end) cadangan - Kalau bisa bawa RD cadangan Sebaiknya pemain sepeda pemula yang ingin mencoba jalur ini didampingi oleh rekannya yang berpengalaman. Track GPS jalur MTB NuRa bisa di download di : http://www.everytrail.com/view_trip.php?trip_id=943597

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun